Selasa 30 Aug 2022 11:49 WIB

Bangun Ekosistem Ekspor, LPEI Perkuat 60 Pelaku UMKM di Lampung

LPEI gelar pelatihan usaha UMKM Lampung berpotensi ekspor dalam program CPNE

Rep: Novita Intan / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja menata kerajinan dari mutiara UMKM mitra binaan LPEI (ilustrasi). Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank melaksanakan pelatihan bagi pelaku usaha yang berpotensi menjadi eksportir dalam Coaching Program for New Exporter (CPNE) pada 23-25 Agustus 2022, yang diikuti oleh 60 pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berorientasi ekspor asal Provinsi Lampung dengan berbagai sektor yaitu produk makanan dan minuman, kerajinan, pupuk dan peternakan.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Pekerja menata kerajinan dari mutiara UMKM mitra binaan LPEI (ilustrasi). Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank melaksanakan pelatihan bagi pelaku usaha yang berpotensi menjadi eksportir dalam Coaching Program for New Exporter (CPNE) pada 23-25 Agustus 2022, yang diikuti oleh 60 pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berorientasi ekspor asal Provinsi Lampung dengan berbagai sektor yaitu produk makanan dan minuman, kerajinan, pupuk dan peternakan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank berupaya membangun ekosistem untuk mendorong pertumbuhan ekspor. Hal ini dilakukan melalui kerja sama, kolaborasi dan sinergi antar lembaga pemerintah, daerah dan instansi terkait lainnya. 

LPEI melaksanakan pelatihan bagi pelaku usaha yang berpotensi menjadi eksportir dalam Coaching Program for New Exporter (CPNE) pada 23-25 Agustus 2022, yang diikuti oleh 60 pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berorientasi ekspor asal Provinsi Lampung dengan berbagai sektor yaitu produk makanan dan minuman, kerajinan, pupuk dan peternakan.

Direktur Eksekutif LPEI Riyani Tirtoso mengatakan  kolaborasi dan sinergi LPEI dengan Forum Ekspor Lampung (FELA) yang terdiri dari Pemerintah Provinsi Lampung, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung, Bank Indonesia Lampung, Bea Cukai dan pihak terkait diwujudkan dalam Program CPNE.

Program CPNE merupakan program pelatihan dan pendampingan dalam rangka menciptakan eksportir baru dan meningkatkan kapasitas UMKM. "Melalui CPNE, para peserta dibimbing dengan berbagai modul pelatihan serta pendampingan agar mereka tidak hanya paham secara teori tapi mampu mengaplikasikannya dalam bisnis mereka. Tahapan berikutnya, para peserta akan diberikan program bagaimana memasarkan produk mereka melalui program Marketing Hand Holding," ujarnya, Selasa (30/8/2022).

Sementara itu Sekretaris Daerah yang hadir mewakili Pemerintah Provinsi Lampung, Fahrizal Darminto menambahkan kapasitas pelaku UMKM berorientasi ekspor dan daya saing produk di Provinsi Lampung, beberapa waktu lalu LPEI bersama Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, menengah dan Aneka meresmikan Desa Devisa Lada Hitam di Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung bersamaan dengan perhelatan puncak Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia Lagawi Fest.

Adapun program Desa Devisa akan mendampingi 500 petani lada yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani Cahaya Baru yang berada enam desa, yaitu Desa Sukadana Baru, Catur Swako, Tanjung Harapan, Negeri Katon, Putra Aji Dua dan Surya Mataram.

LPEI membangun ekosistem ekspor bersinergi antar lembaga baik dengan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah serta lembaga terkait lainnya dalam Program Desa Devisa dan program CPNE yang dilakukan secara sistematis dan bertahap untuk mencetak para eksportir baru.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement