REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) menyebutkan, penghuni lokalisasi liar Gunung Antang mayoritas berasal dari luar wilayah DKI Jakarta.
Asisten Pemerintahan Kota Jakarta Timur, Eka Darmawan di Jakarta, Selasa (30/8/2022) mengatakan, 90 persen penghuni lokalisasi liar Gunung Antang bukan warga DKI Jakarta.
"Kebanyakan tidak tinggal di sini. Ada yang tinggal di Bekasi. Warga yang diidentifikasi tinggal di DKI saja, tinggal di Condet dan CBU (Cipinang Besar Utara)," kata Eka.
Eka menambahkan, total ada sekitar 120 bangunan liar di lokalisasi Gunung Antang yang dibongkar petugas gabungan. Dia juga mengatakan pihaknya menindak tegas warga dari luar wilayah DKI Jakarta yang mencari nafkah di lokalisasi liar Gunung Antang.
"Kalau warga luar DKI harus dipulangkan. Untuk apa maksiat di sini, setiap hari. Merusak moral," ujar Eka.
Eka mengatakan terkait warga DKI Jakarta yang terdampak pembongkaran lokalisasi Gunung Antang pihaknya berupaya memindahkan mereka untuk mendapatkan tempat tinggal layak. Dia mengatakan akan memfasilitasi eks penghuni lokalisasi Gunung Antang yang ingin mendapatkan hunian yang layak.
"Yang kita antisipasi itu warga DKI yang mau ke rumah susun. Kita sudah siap. Nanti didaftarkan ke kelurahan atau kecamatan," kata Eka.
Lebih lanjut, terkait upaya PT KAI untuk menjadikan bekas lokalisasi liar Gunung Antang sebagai ruang terbuka hijau, pihaknya akan mendukung. "Nanti juga dibuat pos terpadu untuk memonitor. Nanti dibuat jadi taman. Kita dukung yang penting ada permohonan karena lahan PT KAI," kata Eka.