Selasa 30 Aug 2022 12:35 WIB

Jumlah Pengungsi Gempa M 6.4 Mentawai Bertambah Jadi 2.326 Jiwa

Para pengungsi terdampak gempa Mentawai itu tersebar di tujuh dusun.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Para pengungsi itu tersebar di tujuh dusun. Foto ilustrasi: Titik lokasi gempa Mentawai
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Para pengungsi itu tersebar di tujuh dusun. Foto ilustrasi: Titik lokasi gempa Mentawai

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Jumlah warga yang mengungsi akibat gempa magnitudo (M) 6.4 yang mengguncang wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Senin (29/8/2022) bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam siaran persnya, Selasa (30/8/2022), merilis hingga hari ini pukul 10.29 WIB warga pengungsi bertambah menjadi 2.326 jiwa.

Para pengungsi itu tersebar di tujuh dusun yang berada di Desa Simalegi dan Desa Simatalu, Kecamatan Siberut Barat, Pulau Siberut.

Baca Juga

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mentawai Novriadi mengatakan jumlah pengungsi bertambah karena adanya kekhawatiran masyarakat apabila terjadi gempabumi susulan yang dapat berpotensi tsunami. Novriadi mengatakan, pengungsian itu didominasi oleh anak-anak, wanita dan lansia.

"Warga masih ada yang di pengungsian, terutama anak-anak, wanita dan lansia. Mereka sudah bermalam di tenda," ujar Novriadi.

Novriadi juga menjelaskan mereka hanya tinggal di tenda pengungsian apabila malam hari saja. Saat pagi sampai sore, mereka kembali ke rumah masing-masing untuk beraktivitas seperti biasa. Tenda mandiri yang didirikan masyarakat juga tidak jauh dari rumah mereka masing-masing.

"Jaraknya (tenda pengungsian) tidak jauh. Hanya kurang lebih 300 meter dari rumah," kata Novriadi.

Terkait kebutuhan logistik dan peralatan, Novriadi menyampaikan, telah berkoordinasi dengan Camat Siberut Barat dan kepala desa terkait guna pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi. Lebih lanjut, Novriadi mengatakan ketersediaan logistik hanya mampu mencukupi hingga dua hari saja.

Untuk itu, Novriadi meminta pihak terkait memaksimalkan potensi yang ada seperti memanfaatkan stok pertokoan yang tersedia guna memenuhi kebutuhan logistik dan permakanan di pengungsian. Langkah itu diambil ssembari menunggu bantuan dari Kabupaten Kepulauan Mentawai dikirimkan.

Saat ini, kata dia, pengiriman dukungan logistik dan peralatan masih terkendala cuaca buruk di perairan. Upaya pengiriman dukungan tersebut hanya dapat diakses melalui penyeberangan laut menggunakan kapal dengan waktu tempuh kurang lebih delapan jam.

"Logistik dan makanan hanya cukup untuk dua hari. Dan itupun sudah dibagikan kepada warga kemarin sore," ungkap Novriadi.

"Sambil menunggu bantuan dari kabupaten, tadi juga saya sampaikan ke Pak Camat agar bisa memanfaatkan stok logistik yang ada di pertokoan di sana," tambah Novriadi.

Gempabumi M 6.4 yang mengguncang wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki 13 kali gempa susulan dengan kekuatan mulai dari M 3.5 hingga maksimum M 6.4. Hasil asesmen dan monitoring, rangkaian gempabumi tersebut terjadi di segmen megathrust Mentawai yang diketahui menyimpan potensi energi gempa hingga M 8.9 dan berpotensi mampu memicu tsunami.

Data per Selasa (30/8/2022) pukul 07.00 WIB, dilaporkan satu gedung SMP N 3 Simalegi rusak ringan, satu unit SDN 11 Simalegi rusak berat, satu gedung Puskesmas Betaet rusak ringan, satu gereja rusak ringan, satu gedung aula kantor camat Siberut Barat rusak ringan dan lainnya masih dalam pendataan.

Hingga saat ini, kebutuhan mendesak yang dibutuhkan meliputi alat penerangan, tenda, tikar, selimut, bahan makanan siap saji dan kebutuhan yang lainnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement