Rabu 31 Aug 2022 06:17 WIB

Jangan Ucapkan Kalimat Ini Ketika Bertengkar dengan Pasangan

Kalimat apa yang sebaiknya dihindari ketika bertengkar dengan pasangan?

Red: Qommarria Rostanti
Kalimat yang harus dihindari ketika bertengkar dengan pasangan. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Kalimat yang harus dihindari ketika bertengkar dengan pasangan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selayaknya hubungan apa pun, pernikahan memiliki pasang surut. Dalam perjalanannya, terkadang ada ketidaksepahaman antara suami dan istri. 

Konselor pernikahan mengatakan ada beberapa hal yang sebaiknya tidak Anda ucapkan ketika bertengkar. Bahkan jika hal itu mencerminkan perasaan Anda yang sebenarnya. 

Baca Juga

Dalam kebanyakan kasus, Anda akan menemukan ada cara yang lebih baik untuk mengartikulasikan apa yang Anda maksud untuk membantu menavigasi situasi yang ada.

Kalimat apa yang sebaiknya dihindari? Berikut uraiannya seperti dilansir laman Best Life pada akhir pekan lalu: 

1. Sebaiknya kita bercerai saja 

Melontarkan kata "perceraian" saat bertengkar adalah tindakan yang tidak bijaksana. Apa itu prediktor perceraian?

“Dalam panasnya pertengkaran, mengancam untuk meninggalkan hubungan adalah manipulatif dan menyakitkan," kata terapis pernikahan dan keluarga berlisensi, Caroline Madden.

Saat awal-awal Anda melontarkan “ide” untuk bercerai, bisa jadi timbul ketakutan di hati pasangan Anda bahwa dia akan ditinggalkan. Namun, setelah itu, pasangan Anda kemungkinan akan mulai bertanya-tanya seperti apa hidup tanpa hubungan pernikahan dan tanpa Anda. “Pasangan Anda mulai kurang peduli dan memeriksa kembali hubungan. Ini bukan dilakukan karena dia tidak mencintaimu, ini adalah pemeliharaan diri yang sederhana,” jelas Madden.

Menurut pendiri dan Direktur Klinis New Heights Counseling & Consulting, Colleen Wenner, dengan mengucap perceraian, Anda menghilangkan harapan dari hubungan tersebut. "Tanpa harapan, Anda telah mengomunikasikan bahwa hubungan Anda tidak layak untuk dijalani,” kata dia.

Wenner mengatakan, jangan menggunakan ancaman untuk memanipulasi pasangan untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan. “Sebaliknya, cobalah menggunakan empati dan pengertian,” ujarnya.

2. Kamu selalu atau tidak pernah melakukan ini

Menggunakan kata-kata mutlak seperti "selalu" dan "tidak pernah" dapat membuat pasangan Anda terisolasi. Itulah sebabnya Anda harus menghindari menggunakan kata tersebut saat mencoba menyampaikan maksud. "Pernyataan seperti ini menyakitkan karena menyiratkan bahwa pasangan Anda tidak kompeten," ujar Wenner. 

Terapis pernikahan dan keluarga berlisensi, Talal Alsaleem, mengatakan, tuduhan tersebut juga sering tidak benar dan mematikan komunikasi. "Ketika pasangan berbicara secara mutlak, mereka akhirnya berdebat tentang yang dilebih-lebihkan alih-alih sampai ke dasar masalah yang mereka hadapi," kata dia.

Pemilik serta pendiri CJ Counseling and Consulting Services, Charese L Josie, mengatakan kalimat tersebut juga menyisakan sedikit ruang untuk negosiasi atau belas kasih. "Ini juga memberi tahu pasangan Anda bahwa Anda tidak mengakui upaya apa pun dari mereka," ujarnya.

Josie menyarankan agar Anda membingkai kekhawatiran secara berbeda. "Permulaan yang bagus untuk ini adalah menggunakan pernyataan 'saya’ diikuti dengan kata perasaan seperti 'Saya merasa kewalahan dan membutuhkan bantuanmu (dengan masukkan permintaan tindakan tertentu)’,” ujarnya. 

3. Kau mengecewakanku

Dalam semua aspek kehidupan, adalah hal umum untuk merasa malu ketika Anda telah mengecewakan seseorang. Hal yang sama dapat dikatakan tentang pernikahan, di mana hubungan seharusnya seimbang.

Pelatih hubungan bersertifikat, Laura Amador, mengatakan setiap pernikahan dapat memiliki kekecewaan mulai dari dia tidak membantu urusan rumah tangga hingga terlalu lelah untuk berhubungan seks. Menurut dia, Anda harus mengungkapkan kekhawatiran jika kebutuhan Anda tidak terpenuhi. Namun ada cara lain yang lebih santun untuk mengomunikasikan perasaan itu. 

4. Mantan saya tidak akan melakukan ini

Perbandingan dalam pernikahan adalah big no!. Ketika menyangkut hubungan dengan masa lalu Anda, maka itu harus dihindari dengan cara apa pun. "Jangan pernah membicarakan mantan Anda dalam percakapan apa pun. Ini sangat tidak adil untuk membandingkan mantan dengan pasangan Anda," ujar pelatih kehidupan dan hubungan dari The Pleasant Relationship, Katina Tarver.

Psikolog klinis dan kepala penasihat Online for Love, Brenda Wade, mengatakan “mantan” adalah topik yang harus dihindari. Jika Anda memiliki trauma akibat hubungan sebelumnya, Anda dapat mengungkapkannya kepada pasangan. “Tetapi tidak perlu menjelaskan secara rinci. Baik atau buruk, pasangan Anda ‘tidak tertarik’ dengan apa yang terjadi antara Anda dengan mantan Anda,” ujar Wade.

5. “Mengapa kamu melakukan itu?” dan "Apa yang kamu pikirkan?"

"Kamu" bisa menjadi kata yang rumit dalam hubungan, terutama ketika digunakan sebagai bagian dari tuduhan. Hindari kalimat seperti itu karena bisa terdengar seperti kalimat yang menyalahkan dan membuat pasangan Anda merasa harus membela diri.

“Tidak hanya terdengar seperti  menyudutkan, tetapi juga dapat mengisolasi mereka,” kata psikolog dan salah satu pendiri Academia Labs LLC, Craig Miller.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَالْوَالِدٰتُ يُرْضِعْنَ اَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ اَرَادَ اَنْ يُّتِمَّ الرَّضَاعَةَ ۗ وَعَلَى الْمَوْلُوْدِ لَهٗ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِۗ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ اِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَا تُضَاۤرَّ وَالِدَةٌ ۢبِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُوْدٌ لَّهٗ بِوَلَدِهٖ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذٰلِكَ ۚ فَاِنْ اَرَادَا فِصَالًا عَنْ تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا ۗوَاِنْ اَرَدْتُّمْ اَنْ تَسْتَرْضِعُوْٓا اَوْلَادَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ اِذَا سَلَّمْتُمْ مَّآ اٰتَيْتُمْ بِالْمَعْرُوْفِۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

(QS. Al-Baqarah ayat 233)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement