Rabu 31 Aug 2022 00:15 WIB

China Berlakukan Lagi Peraturan Pembatasan Sosial di Kota-Kota Besar

Beberapa kota besar di China meningkatkan pembatasan sosial Covid-19.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Beberapa kota besar di China meningkatkan pembatasan sosial Covid-19.
Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie
Beberapa kota besar di China meningkatkan pembatasan sosial Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Beberapa kota besar di China meningkatkan pembatasan sosial Covid-19. Shenzhen menutup semakin banyak toko dan Dalian membatasi pergerakan jutaan orang. Hal ini memperpanjang ketidakpastian ekonomi dan menunda dimulainya kembali periode belajar di sekolah.

Langkah terbaru yang dijadwalkan hanya beberapa hari dari Selasa (30/8/2022) mencerminkan keteguhan China mempertahankan kebijakan "nol Covid-19 dinamis" yang bertujuan menghilangkan semua wabah saat mereka muncul. Tapi kali ini pertaruhannya lebih tinggi bagi China yang sudah mengalami kemerosotan ekonomi pada awal bulan ini.

Ketika pemerintah memberlakukan peraturan pembatasan sosial di kota-kota yang lebih kecil, keputusan melanjutkan peraturan pembatasan sosial yang ketat di metropolitan besar seperti Chengdu di selatan China, beresiko merugikan pertumbuhan ekonomi.

"Dalam beberapa pekan ke depan pasar dapat terdampak sekali lagi, kemungkinan memicu ekonom memotong prediksi pertumbuhan lagi di jalan," kata lembaga keuangan Nomura dalam catatannya yang menyoroti signifikasi kota-kota besar seperti Shenzhen sebagai pusat teknologi di selatan.

Longhua, sebuah distrik di Shenzhen yang dihuni 2,5 juta orang, menutup berbagai tempat hiburan dan pasar. Distrik itu juga melarang kegiatan besar.

Otoritas distrik Longhua mengatakan warga harus menunjukkan bukti hasil tes paling lambat 24 jam untuk masuk ke komplek perumahan, dan restoran harus membatasi jumlah konsumennya tidak lebih dari 50 persen kapasitasnya. Pembatasan terbaru ini akan berakhir pada Sabtu (3/9/2022).

Tiga distrik Shenzhen lainnya sudah menerapkan pembatasan serupa pada Senin (29/8/2022) kemarin yang berdampak pada 6 juta orang. Distrik-distrik itu menghadapi wabah varian Omicron.

Sementara pejabat kota belum mengumumkan dimulainya kembali hari pertama sekolah. Enam orang tua siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama mengatakan sekolah mereka memberitahu hari pertama sekolah ditunda.

Di grup obrolan aplikasi kirim pesan, banyak orang tua yang mengungkapkan kecemasannya. Kota-kota besar di Dalian,  pelabuhan besar di barat daya Cina, yang penting untuk impor kedelai dan biji besi memberlakukan pembatasan sosial sampai Ahad (4/9/2022). Sekitar 3 juta orang terdampak pada kebijakan itu.

Hanya satu orang per rumah yang diizinkan keluar untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Selama pembatasan sosial, pegawai non-esensial harus bekerja dari rumah.

Sementara perusahaan manufaktur memotong jumlah karyawan di pabrik dan hanya menempatkan staf bagian dasar dan mendesak saja. Distrik Wuhou dan Qingyang, Chengdung, menangguhkan banyak tempat dan kegiatan tur.

Distrik-distrik itu juga berencana untuk menunda hari pertama sekolah setelah distrik Jinniu memperketat peraturannya. Tiga distrik itu dihuni sekitar 3,5 juta orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement