REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Antara
Langkah partai politik untuk berkoalisi jelang pemilu 2024 terus terjadi. Rencana pertemuan Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto membuka kemungkinan baru dalam peta perpolitikan menuju 2024.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Desmond J Mahesa, mengatakan partainya terbuka menerima siapapun. "Arahnya kalau Pak Prabowo standar saja, seperti siapapun ke Pak Prabowo ya kalau berniat belajar kuda, diajarkan naik kuda. Atau ngopi-ngopi, ngopi Hambalang," ujar Desmond di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (30/8/2022).
Ia sendiri melihat, safari politik PDIP yang dipimpin oleh Puan merupakan hal yang positif. Peluang kerja sama antara Partai Gerindra dan PDIP yang pernah berkoalisi di pemilihan presiden (Pilpres) 2009 itu juga dinilainya terbuka lebar.
"Kemungkinan kerja sama (dengan PDIP) sangat besar," ujar Desmond.
Kendati demikian, Partai Gerindra ditegaskannya akan berdiskusi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terkait peluang tersebut. Termasuk dalam menentukan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang telah disepakati dalam piagam deklarasi.
"Semua ada kemungkinan, tapi juga harus dibicarakan dengan Pak Muhaimin. Gerindra tidak pernah meninggalkan orang," ujar Wakil Ketua Komisi III DPR itu.
Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Cucun Ahmad Syamsurijal menjelaskan, PKB dan Partai Gerindra terbuka dengan siapapun yang ingin berkomunikasi dengan koalisinya. Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, jelas Cucun, juga terbuka jika PDIP ingin bergabung ke dalam koalisinya. Menurutnya, sebuah hal bagus ketika tokoh-tokoh partai politik saling berkomunikasi.
"Alhamdulillah kalau misalkan nanti (bergabung), pilihan-pilihan siapa yang akan ditentukan sudah sesuai di agreement," ujar Cucun.
Ia menjelaskan, bergabungnya partai politik lain dalam koalisi Partai Gerindra-PKB tentu terjadi karena adanya titik temu dari sebuah komunikasi. Tentu jika PDIP bergabung, ia meyakini Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya akan semakin kuat.
"Itu yang diharapkan, kita akan lebih kuat kalau (PDIP bergabung), lebih kuat, lebih kuat," ujar Cucun.
Adapun terkait penentuan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), Partai Gerindra dan PKB berpegang pada poin keempat Piagam Deklarasi. Poin tersebut menjelaskan bahwa terkait capres dan cawapres ditentukan oleh Prabowo dan Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar.
"Yang lebih dulu siapa dulu yang pegang pertama ada pembicaraan antara pak Prabowo dan Pak Muhaimin," ujar Ketua Fraksi PKB DPR itu.
Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa pertemuan antara Prabowo dengan Puan seharusnya terjadi beberapa waktu yang lalu. Namun, pertemuan tersebut urung terjadi karena adanya sejumlah hal.
"Sehingga kemudian belum jadi, tapi Insya Allah dalam waktu dekat silaturahmi antara Partai Gerindra dengan PDIP akan berlangsung, dan mengenai kapan kita update kepada wartawan," ujar Dasco.
Rencananya Puan Maharani akan bertemu dengan Prabowo Subianto pekan depan. "Jika tidak ada aral dan sebagainya, kemudian momentumnya keduanya beliau ini akan sama baik Mbak Puan maupun Pak Prabowo Subianto, minggu depan," ujar Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (29/8/2022).
Rencananya, Puan akan bertamu langsung ke kediaman Prabowo di Hambalang, Kabupaten Bogor. Namun, ia belum dapat memastikan tanggal tepat dari pertemuan kedua elite partai politik tersebut. "Insya Allah kalau waktunya kedua beliau ini sama-sama punya waktu yang sama. Harinya belum," ujar Said.
Dalam survei terbaru yang digelar oleh Indometer menunjukkan pasangan Prabowo Subianto dan Puan Maharani masing-masing muncul sebagai calon kuat di simulasi pilpres 2024. Keunggulan keduanya namun jika masing-masing berpasangan dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
"Pasangan Prabowo-Anies dan Anies-Puan unggul dalam simulasi capres-cawapres," kata Direktur Eksekutif Indometer, Leonard dalam hasil survei yang diterima di Jakarta, Senin (29/8/2022).
Pada simulasi tiga pasangan capres-cawapres, pasangan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan unggul dengan elektabilitas mencapai 44,3 persen. Angka tersebut mengalahkan hasil survei terhadap pasangan Ketua DPR RI Puan Maharani dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang meraih 28,8 persen serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri BUMN Erick Thohir dengan perolehan 22,3 persen; sedangkan 4,6 persen menjawab tidak tahu.
Sementara itu, pasangan Anies-Puan dalam simulasi pilpres Indometer meraih 40,4 persen, sementara Ganjar-Andika sebanyak 32,2 persen dan Prabowo-Khofifah mendapat 22,4 persen); sisanya 5 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Lebih lanjut, terdapat simulasi di mana pasangan Prabowo-Puan unggul dengan elektabilitas 37,7 persen, Ganjar-Erick meraih 30,4 persen, Anies-AHY mendapat 28,3 persen, dan 3,6 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
"Dengan masih berlakunya ketentuan presidential threshold (PT) 20 persen, paling banyak dapat terbentuk empat pasangan capres-cawapres, kemungkinan hanya tiga atau bahkan dua pasang saja," jelas Leonard.
Sementara itu, ada sejumlah nama yang bakal diusung PDI Perjuangan, seperti Andika Perkasa, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto. Puan-Andika mungkin diusung oleh koalisi PDI Perjuangan-NasDem, di mana Andika termasuk dalam daftar usulan nama capres versi Rakernas NasDem.
"Demikian pula dengan pasangan Anies-Puan," ujar dia.
Survei Indometer dilakukan pada 15-20 Agustus 2022 terhadap 1.200 responden di seluruh provinsi yang dipilih secara acak bertingkat survei (multistage random sampling). Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Margin of error survei sekitar 2,98 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.