Selasa 30 Aug 2022 17:09 WIB

Hati-Hati, Daging Merah Terbukti Bisa Tingkatkan Risiko Sakit Jantung

Daging merah terbukti dalam studi tingkatkan risiko penyakit jantung.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nora Azizah
Daging merah terbukti dalam studi tingkatkan risiko penyakit jantung.
Foto: Pixabay
Daging merah terbukti dalam studi tingkatkan risiko penyakit jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian mencoba mencari penyebab daging merah bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Penelitian tersebut juga menemukan bagaimana daging merah bisa membuat beberapa orang lebih rentan terhadap efek kardiovaskular.

Menurut penelitian yang diterbitkan awal bulan ini oleh jurnal American Heart Association (AHA), Arteriosklerosis, Trombosis, dan Biologi Vaskular, metabolit yang disebut trimetilamina N-oksida (TMAO) dilepaskan ketika mikroba usus memetabolisme fosfatidilkolin (PC), bahan kimia yang ditemukan dalam daging merah dan kuning telur. Daging merah mempercepat pembekuan darah dan pembentukan plak di pembuluh darah. 

Baca Juga

Tingkat TMAO yang lebih tinggi telah dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi pada orang yang memiliki penyakit jantung. Menurut rekan penulis utama studi tersebut, Dr Meng Wang, TMAO telah menjadi radar penelitian selama bertahun-tahun.

“Kita juga tahu bahwa TMAO dapat diproduksi oleh mikroba usus kita selama pencernaan daging merah dan makanan lain yang berasal dari hewan. Secara teori, ini berpotensi menjelaskan mengapa makan daging merah meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (CVD),” kata Dr Wang yang juga lulusan Tufts University di Somerville, Massachusetts, dilansir dari Well and Good, Selasa (30/8/2022).

Saat ini, para peneliti sedang mendalami untuk menilai sejauh mana konsumsi daging meningkatkan kadar TMAO, yang meningkatkan risiko penyakit jantung. Menanggapi penelitian tersebut, Ketua Ilmu Jantung Rumah Sakit Fortis, Noida, Dr Ajay Kaul, mengatakan bahwa konsumsi daging merah menyebabkan serangan jantung yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan daging putih yang terdiri dari ikan dan ayam tanpa kulit.

Baru-baru ini ditemukan bahwa ada metabolit yang dilepaskan saat daging merah dicerna yang menjadi alasan terjadinya serangan jantung yang lebih tinggi pada orang yang mengonsumsi daging merah dalam jumlah besar. Bahan kimia baru ini disebabkan oleh aktivitas mikroba normal di dalam usus kita.

Konsumsi daging merah yang berlebihan meningkatkan kadar LDL, yaitu kolesterol jahat, dan juga membuat kita rentan terhadap pembekuan darah dan pembentukan plak di dalam pembuluh darah. Penting juga untuk dipahami bahwa daging merah mengandung banyak lemak, kolesterol, dan kandungan natrium. 

Semua kandungan itu tidak hanya meningkatkan risiko penyakit jantung, tetapi juga meningkatkan tekanan darah. Daging merah, sapi, dan kambing memiliki lebih banyak lemak jenuh daripada ayam dan ikan.

Apakah harus berhenti makan daging merah? Jika dikonsumsi dalam batas wajar, tidak apa-apa. 

Memakan daging merah tiga porsi per pekan yang secara kumulatif sekitar 300 gram, itu masih tidak masalah. Tentu saja, ada kemungkinan dampak yang berbeda karena mikrobioma usus pada setiap orang bereaksi berbeda.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement