REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Sebanyak lima bangunan warung yang berlokasi di Pantai Indah Widarapayung mengalami kerusakan akibat dihantam gelombang tinggi pada Selasa pagi, kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Wijonardi.
"Bahkan, lima bangunan warung tersebut terbawa arus gelombang air laut karena dekat dengan bibir pantai," katanya di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (30/8/2022).
Ia mengatakan pemilik warung yang mengalami kerusakan akibat gelombang tinggi di Pantai Widarapayung, Kecamatan Binangun, terdiri atas Rinem (40), Saiman (50), Kriwil (45), Japar (40), dan Karsem (40).
Selain di Pantai Indah Widarapayung, kata dia, Tim Unit Pelaksana Teknis BPBD Wilayah Kroya juga memantau dampak gelombang tinggi di Pantai Sedayu (Kecamatan Binangun), Pantai Congot Nusawungu), Pantai Jetis Nusawungu, Pantai Cemara Sewu Nusawungu, Pantai Sodong Adipala, dan Pantai Cemara Sewu Adipala.
"Berdasarkan pantauan, tidak ada warung yang rusak akibat gelombang tinggi di pantai-pantai tersebut," katanya.
Sementara dari pantauan UPT BPBD Wilayah Cilacap, kata dia, tanggul di Pantai Kemiren (Kecamatan Cilacap Selatan) jebol akibat gelombang tinggi yang berbarengan dengan terjadinya pasang air laut.
Terkait dengan hal itu, Wijonardi mengimbau masyarakat yang bermukim di pesisir selatan Kabupaten Cilacap untuk tetap waspada terhadap gelombang tinggi yang diprakirakan masih berpotensi terjadi hingga hari Rabu (31/8).
"Kami telah memerintahkan Bidang Kedaruratan dan Logistik untuk menerjunkan tiga mobil guna melakukan patroli di pantai," katanya.
Sementara itu, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan pihaknya pada tanggal 28 Agustus 2022 telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku untuk tanggal 29-31 Agustus 2022 dan akan diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut.
Dalam peringatan dini tersebut, kata dia, tinggi gelombang 4-6 meter yang masuk kategori sangat tinggi berpotensi terjadi di perairan selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta serta Samudra Hindia Selatan Jabar hingga DIY.
"Gelombang tinggi terjadi karena angin timuran cukup kuat. Kecepatan angin maksimum di laut bisa mencapai 25 knot," katanya.
Menurut dia, angin kencang tersebut dipicu oleh adanya perbedaan tekanan karena di selatan Australia terdapat tekanan tinggi, sedangkan di Samudra Hindia barat Sumatra terdapat tekanan rendah.
Terkait dengan adanya lima bangunan warung di Pantai Indah Widarapayung, dia mengatakan berdasarkan data prakiraan pasang surut air laut pada hari Selasa (30/8) terjadi pasang maksimum yang mencapai 1,9 meter pada pukul 10.00 WIB.
"Akumulasi dari gelombang tinggi dan pasang maksimum tersebut mengakibatkan gelombang makin tinggi dan di beberapa tempat bisa mencapai daratan," kata Teguh.