Selasa 30 Aug 2022 18:39 WIB

Kapal Bantuan Kemanusiaan Tinggalkan Ukraina Menuju Yaman

Pengiriman bantuan ini adalah yang kedua sejak invasi Rusia ke Ukraina.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Sebuah kapal tender pelabuhan, kanan, dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di atas kapal berlayar di sebelah kapal kargo curah SSI Invincible II saat sedang berlabuh di laut Marmara di Istanbul, Turki, Sabtu, 20 Agustus 2022. Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan pengiriman bantuan kemanusiaan berupa bahan pokok telah meninggalkan Ukraina, Selasa (30/8/2022).
Foto: AP Photo/Francisco Seco
Sebuah kapal tender pelabuhan, kanan, dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di atas kapal berlayar di sebelah kapal kargo curah SSI Invincible II saat sedang berlabuh di laut Marmara di Istanbul, Turki, Sabtu, 20 Agustus 2022. Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan pengiriman bantuan kemanusiaan berupa bahan pokok telah meninggalkan Ukraina, Selasa (30/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan pengiriman bantuan kemanusiaan berupa bahan pokok telah meninggalkan Ukraina, Selasa (30/8/2022). Ini adalah pengiriman kedua sejak invasi Rusia ke Ukraina.

"Kapal MV Karteria berangkat dari pelabuhan Laut Hitam Yuzhny dan akan berhenti di Turki untuk biji-bijian digiling menjadi tepung," kata WFP.

Baca Juga

Ekspor gandum Ukraina merosot sejak dimulainya perang pada Februari karena penutupan pelabuhan. Imbasnya adalah kenaikan harga pangan global yang memicu peningkatan kelaparan di beberapa negara termiskin di dunia.

Kesepakatan yang ditengahi oleh Turki dan PBB pada Juli membantu membuka blokir mereka. Sejauh ini sekitar 1,5 juta ton barang pertanian telah diekspor melalui inisiatif Laut Hitam.

Namun, sejauh ini hanya sebagian kecil yang dikirim dari total ekspor yang merupakan bantuan kemanusiaan. Rekor 345 juta orang di 82 negara menghadapi kerawanan akut. Pengiriman pertama pergi ke Ethiopia, melalui Djibouti.

Tahun lalu Yaman menerima hampir setengah dari impor gandumnya dari Ukraina dan Rusia. Data PBB menunjukkan hingga saat ini sekitar 17 juta orang di Yaman menderita kelaparan akut dan bantuan kemanusiaan sebesar 4,27 miliar dolar AS saat ini hanya didanai 42 persen.

"Sangat penting untuk mendapatkan komoditas mengalir kembali ke negara (Yaman) dan terutama biji-bijian untuk tujuan kemanusiaan dan komersial," kata direktur negara WFP untuk Yaman Richard Ragan. "Ini penting untuk menjaga harga tetap stabil," imbuhnya.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement