Selasa 30 Aug 2022 22:26 WIB

Kasus Anak Telan Baterai Kancing Meningkat Lebih dari 2x Lipat Sejak 2010

Baterai bekas pun masih berbahaya bagi anak ketika tertelan.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Baterai koin atau baterai kancing. Kasus anak tertelan baterai kancing meningkat sejak 2010.
Foto: Wikimedia Commons
Baterai koin atau baterai kancing. Kasus anak tertelan baterai kancing meningkat sejak 2010.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi baru menemukan tingkat kunjungan anak-anak ke ruang gawat darurat per tahun terkait baterai mengalami peningkatan. Bahkan, angkanya mencapai lebih dari dua kali lipat dalam dekade terakhir dibandingkan dengan dua dekade sebelumnya.

Para peneliti yang menganalisis catatan dari database cedera memperkirakan dari 2010 hingga 2019, anak-anak berusia 18 tahun ke bawah melakukan lebih dari 70 ribu kunjungan UGD terkait baterai yang tertelan atau dimasukkan ke dalam mulut, hidung, atau telinga. Itu dibandingkan dengan perkiraan 68 ribu selama dua dekade sebelumnya, yakni antara 1990 hingga 2009, menurut laporan yang diterbitkan di Pediatrics.

Baca Juga

"Studi kami menunjukkan bahaya tersembunyi di rumah adalah baterai, terutama baterai kancing," ungkap penulis pertama studi tersebut, Mark Chandler, rekan peneliti senior di Safe Kids Worldwide, sebuah kelompok nirlaba yang bekerja untuk melindungi anak-anak dari cedera yang dapat dicegah.

Dikutip dari NBC News, Senin (30/8/2022), baterai kancing adalah baterai berbentuk cakram kecil yang digunakan untuk memberi daya pada semakin banyak perangkat, termasuk remote, mainan, jam tangan, dan gantungan kunci. "Banyak perangkat memiliki kompartemen baterai yang tidak akan dianggap aman dari jangkauan anak-anak," ujar Chandler.

Itulah mengapa sangat penting bagi orang tua dan pengasuh untuk mengetahui cara menyimpan baterai yang tidak dipakai dan perangkat bertenaga baterai. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

"Orang tua mungkin tidak menyadari bahwa baterai kecil jauh lebih berbahaya untuk ditelan anak-anak daripada benda kecil lainnya," kata Dr Mary Beth Howard, dokter pengobatan darurat pediatri di Johns Hopkins Children's Center yang juga asisten profesor pediatri di Johns Hopkins School of Medicine.

Howard mengingatkan baterai kancing dan baterai lithium sangat berbahaya. Ketika baterai tersebut bersentuhan dengan cairan tubuh, arus dihasilkan, dan itu menghasilkan sejumlah kecil natrium hidroksida, yang juga dikenal sebagai alkali.

Zat ini sangat korosif, dan dapat membakar dan membolongi jaringan. Anda dapat membayangkan bahwa lubang di kerongkongan, perut, saluran telinga atau septum hidung adalah cedera serius yang dapat menyebabkan penyakit dan bahkan kematian dalam beberapa kasus.

"Bahkan, baterai bekas masih bisa berbahaya," ujar Chandler.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement