REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Whasfi Velasufah, menyampaikan apresiasi atas hasil rekomendasi Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LP Ma’arif NU PBNU.
Menurutnya, lembaga yang khusus membidangi pendidikan NU tersebut hadir menguatkan identitas dan eksistensi pelajar NU hari ini.
Whasfi mengatakan, langkah LP Ma’arif NU PBNU sangat tepat dan strategis dengan melahirkan rekomendasi internal yang akan menjadi acuan di banyak lembaga pendidikan di bawah naungan LP Ma’arif NU.
"Ketegasan mandataris hasil Rakernas LP Ma’arif NU PBNU mewajibkan pelajar NU menjadi anggota Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) atau Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) patut disyukuri dan diapresiasi," kata Whasfi melalui pesan tertulis kepada Republika.co.od, Selasa (30/8/2022).
Whasfi menambahkan, hal tersebut menjadi kekuatan NU di tingkat bawah. Sebab mandat IPNU dan IPPNU terkait pengkaderan perlu mendapat dukungan dari semua pihak, termasuk dari LP Ma'arif PBNU.
Whasfi menyampaikan, sebagai organisasi yang mempunya struktur organisasi sampai level nasional, hasil rekomendasi rakernas ini akan menguatkan IPNU-IPPNU dalam membangun jejaring antar sekolah dan madrasah. Yakin dengan hadirnya IPNU-IPPNU di sekolah akan membuat suasana belajar mengajar tidak monoton.
"Melalui organisasi, siswa-siswi bisa belajar berkreativitas dan bagaimana membangun relasi. Hal ini bisa menjadi bekal mereka di masa depan," ujarnya.
Whasfi mengingatkan, tuntutan abad ke-21, dan generasi sekarang berada di era revolusi industri 4.0 serta masyarakat 5.0 yang menuntut adanya kolaborasi lintas sektor. Untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik dalam membangun peradaban di masa mendatang.
Di tempat yang sama, Ketua LP Ma’arif NU PBNU, Muhammad Ali Ramdhani, mengatakan, sanad perjuangan dan jejak rekam organisasi harus dijalani oleh mereka yang ingin mengabdikan dirinya di NU. Mengurus NU berisi nilai pengabdian untuk berkhidmah kepada ulama sebagai pewaris Nabi Muhammad SAW.
Ramdhani mengutip wasiat Hadratus Syekh KH Hasyim Asyari, "Siapa yang mengurus NU maka dia saya anggap santriku, dan siapa yang jadi santriku maka saya doakan dia khusnul khatimah beserta keluarganya."
"Inilah kemudian saya melihat kehadiran IPNU IPPNU sebagai salah satu wujud pengkaderan dan penentuan sanad perjuangan yang dilakukan sejak dini, dan kami LP Ma’arif harus berusaha menjadi support system atas ikhtiar kaderisasi tersebut,” jelas Ramdhani.
Dia mengatakan, harapannya IPNU IPPNU dan organisasi lain di bawah NU menjadi media pengkaderan sehingga NU tetap mampu berkhidmah untuk umat.