REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalangan lanjut usia (lansia) sangat direkomendasikan untuk rutin berjalan kaki setiap hari. Sebuah studi baru menyarankan supaya lansia berumur 85 tahun ke atas berjalan kaki setidaknya satu jam sepekan.
Artinya, berjalan kaki kurang lebih 10 menit sehari saja sudah cukup untuk mendukung kesehatan lansia. Menurut studi, lansia yang berjalan kaki dalam frekuensi itu memiliki risiko kematian lebih rendah.
Kematian yang dimaksud yakni yang terkait dengan penyakit kardiovaskular dan sejumlah penyebab lain, Itu jika dibandingkan dengan lansia lain yang tidak aktif melakukan kegiatan fisik berjalan kaki.
Menurut salah satu penulis studi, Moo-Nyun Jin, mengidentifikasi jumlah minimum olahraga yang dapat bermanfaat bagi lansia amat penting. Peneliti dari Inje University, Korea Selatan, tersebut menjelaskan bahwa selama ini cukup sukar menentukan jumlah aktivitas yang sesuai untuk kalangan lansia.
"Studi kami menunjukkan bahwa berjalan bahkan hanya satu jam setiap pekan bermanfaat bagi lansia 85 tahun ke atas dibandingkan dengan yang tidak aktif sama sekali. Pesan yang dibawa pulang adalah untuk terus berjalan sepanjang hidup," ucap Jin, dikutip dari laman Medical News Today, Rabu (31/8/2022).
Studi menganalisis data dari 7.047 orang berusia 85 tahun atau lebih yang tinggal di Korea Selatan. Para peneliti menggunakan kuesioner untuk menilai jumlah waktu yang dihabiskan para peserta beraktivitas fisik dalam sepekan.
Itu termasuk berjalan lambat hingga intensitas sedang atau intensitas tinggi. Para peneliti menemukan bahwa sekitar 42 persen individu berusia 85 tahun ke atas secara teratur aktif berjalan pelan, sementara 26 persen melakukan aktivitas fisik sedang atau berat.
Selain itu, sekitar sepertiga dari semua individu yang berjalan secara teratur juga melakukan aktivitas fisik sedang atau berat. Kurang dari delapan persen orang dewasa yang lebih tua mencapai tingkat aktivitas fisik intensitas sedang-kuat yang direkomendasikan.
Hasil penelitian observasional tersebut akan dipresentasikan di European Society of Cardiology Congress 2022 pada akhir Agustus. Para peneliti menyoroti betapa krusialnya aktivitas fisik seiring dengan penuaan demi menjaga kesehatan.
Aktivitas fisik diyakini dapat mengurangi risiko penyakit kronis, seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes. Selain itu, aktif bergerak dapat memperlambat dampak penuaan pada penurunan fisik dan kognitif.
Rutin melakoni aktivitas fisik pun bisa membantu menjaga fleksibilitas dan keseimbangan tubuh pada individu yang lebih tua. Dengan begitu, akan memungkinkan mereka untuk berfungsi secara mandiri.
Meski hasilnya menjanjikan, pakar yang tidak terlibat dalam studi menyoroti kemungkinan keterbatasan dari penelitian. Ahli geriatri di University of Sydney, Australia, Maria Fiatarone Singh, mencatat bahwa temuan penelitian bersifat korelasional.
Karena merupakan studi observasional dan bukan studi eksperimental, artinya aspek kausalitas dalam kondisi tertentu tidak dapat diduga. Selain itu, berjalan kaki mungkin tidak cocok untuk lansia yang memiliki kecacatan tubuh atau mengidap kondisi kronis.
"Meskipun berjalan kaki tampaknya mudah dan aman, orang-orang yang lemah, sarcopenic, osteoporosis, atau rentan jatuh lebih disarankan untuk melakukan latihan ketahanan dan keseimbangan daripada berjalan," tutur Singh.