REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Para Pelaku Wisata di Kota Sukabumi didorong untuk menguasai digital marketing. Langkah tersebut dilakukan agar potensi wisata lokal bisa tersampaikan dengan menarik melalui media digital.
Hal ini dilakukan Pemkot Sukabumi dengan menggencarkan pelatihan digitalisasi branding, pemasaran dan penjualan pada desa wisata, homestay atau pondok wisata, kuliner, souvernir, dan fotografi. "Digital marketing merupakan salah satu media yang saat ini sedang banyak diminati oleh masyarakat serta sebagai pendukung dalam kegiatan sehari-hari," ujar Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Sukabumi, Tejo Condro Nugroho, Selasa (30/8/2022).
Pernyataan tersebut disampaikan disela-sela pelatihan digitalisasi bagi pelaku wisata di Hotel Taman Sari Kota Sukabumi. Sebab, secara perlahan-lahan banyak masyarakat yang mulai meninggalkan cara marketing yang konvensional dan beralih ke digital marketing.
Menurut Tejo, digital marketing itu sendiri mempunyai arti memasarkan atau mempromosikan sebuah brand atau produk melalui dunia digital atau internet. Untuk itu diperlukan pelatihan ini untuk para pelaku usaha pariwisata.
Dengan harapan lanjut Tejo, semakin cepatnya promosi melalui media digital yang akan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan. Dampaknya ekonomi warga akan bergerak dan meningkatkan kesejahteraan warga.
Kegiatan ini ungkap Tejo, dilaksanakan selama tiga hari menyasar masyarakat yang berperan aktif dalam aktivitas wisata di Kota Sukabumi. Di mana, sambung Tejo, target pelatihan ini yakni peserta mengetahui dan memahami pengetahuan dasar kepariwisataan serta pemasaran digital. Pelaku wisata mengetahui dan memahami tahapan pengembangan pemasaran digital, mengetahui dan memahami pentingnya fotografi dan bahasa yang efektif dalam pemasaran digital.
"Maksimalkan sebaik mungkin pelatihan ini dalam meningkatkakan kapasitas kemampuan dan memotivasi bergerak ke arah lebih baik," ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi. Sebab, tidak semua anak muda mendapatkan kesempatan ini.
Fahmi mengatakan, ada berita baik setelah 29 bulan pandemi kini melandai. Harapannya ketika melandai terjadi pergerakan ekonomi maka akan negera bangkit.
"Anak muda 69 persen dari total keseluruhan penduduk Sukabumi dan harus diperhatikan," ungkap Fahmi. Maka ini jadi berkah ketika anak muda kreatif dan berprestasi, namun jadi musibah ketika tidak memiliki kreativitas.
Termasuk kata Fahmi, dalam perkembangan digital anak muda harus menguasainya. Karena semua terdigitalisasi termasuk dalam penggunaan handphone (HP).
"Intinya digitalisasi branding kalau punya produk, bagaimana produk tergitalisasi dengan benar. Branding itu penting karena akan memengaruhi mindset orang," ujarnya.