Rabu 31 Aug 2022 11:54 WIB

RI Jadi Chairman ASEAN Smart City Network, Kemendagri Tekankan Pentingnya Kolaborasi

Kolaborasi ditekankan untuk wujudkan kota cerdas.

Red: Muhammad Hafil
Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri, Dr. Safrizal ZA, M.Si saat menyampaikan sambutannya dalam Persidangan Tahunan ke-5 ASCN yang diselenggarakan pada Selasa (30/8/2022) secara daring.
Foto: Dok Republika
Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri, Dr. Safrizal ZA, M.Si saat menyampaikan sambutannya dalam Persidangan Tahunan ke-5 ASCN yang diselenggarakan pada Selasa (30/8/2022) secara daring.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --Indonesia siap menjabat keketuaan (Chairman) ASEAN Smart City Network atau Jaringan Kota Cerdas ASEAN untuk tahun 2023, untuk itu Kementerian Dalam Negeri selaku National Representative (NR) Indonesia dalam ASCN mengajak negara-negara dan kota-kota yang tergabung dalam ASCN untuk berkolaborasi untuk mewujudkan kota cerdas yang berkelanjutan dan memiliki ciri khas ASEAN yang memenuhi kebutuhan warganya. 

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri, Dr. Safrizal ZA, M.Si saat menyampaikan sambutannya dalam Persidangan Tahunan ke-5 ASCN yang diselenggarakan pada Selasa (30/8/2022) secara daring. Dalam Persidangan ini juga dihadiri oleh delegasi dari sepuluh negara anggota ASEAN, antara lain ASCN National Representatives (NRs), Chief Smart City Officers (CSCOs), dan pejabat pendamping, Sekretariat ASEAN, serta berbagai instansi pemerintah dan sektor swasta dari mitra eksternal ASEAN.  

Baca Juga

ASCN sendiri dibentuk pada 8 Juli 2018 di Singapura sebagai  platform bagi kota-kota dari sepuluh Negara Anggota ASEAN bekerjasama mewujudkan pembangunan perkotaan yang cerdas dan berkelanjutan dengan menggunakan teknologi sebagai pendukung. 

Adapun, salah satu agenda dalam persidangan Tahunan ke-5 ASCN kali ini adalah serah terima keketuaan ASCN untuk periode tahun 2023 dari Kamboja kepada Indonesia.

Selain itu disampaikan mengenai progress penerapan kota cerdas pada 26 kota di ASEAN yang ditunjuk sebagai percontohan ASCN. Untuk Indonesia, terpilih DKI Jakarta, Kota Makassar dan Kabupaten Banyuwangi yang disampaikan oleh masing-masing Chief Smart City Officers (CSCOs). 

Yudhistira Nugraha D.Phil, Direktur Jakarta Smart City menyampaikan inovasi JAKI (Jakarta Kini) sebagai suatu platform yang menghubungkan seluruh layanan publik Pemerintah DKI Jakarta seperti JakLapor (Pengaduan warga online), JakEvo (Proses perizinan terpadu), JakPreneur dan JakLingko (sistem pembayaran terintegrasi untuk transportasi umum). Sedangkan Kota Makassar yang diwakili Dr. Jusman, S.Kel, M.Si memaparkan inisiatif Kota Makassar melalui program HomeCare (dottoro ta) yang mendekatkan layanan Kesehatan, memperluas dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat, mempermudah dan mengintegrasikan berbagai layanan Kesehatan. Adapun kabupaten Banyuwangi yang diwakili Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Budi Santoso, S.Sos, M.Si menyampaikan program “Smart Kampung” yang berhasil  mendorong kreativitas dan ekonomi kreatif warga di lingkup yang paling kecil yaitu desa.

Dari pemaparan dari ketiga daerah percontohan ASCN di Indonesia tersebut, Menurut Safrizal, inti pembangunan perkotaan cerdas di Indonesia tidak melulu berorientasi pada pemutakhiran teknologi dan digitalisasi. Namun, penerapan sistem kota cerdas yang berfokus pada peningkatan kemampuan pemerintah untuk dapat memahami persoalan masyarakat, memberikan solusi serta kemudahan. 

“Pembangunan perkotaan cerdas juga tidak harus mencontoh daerah/negara lain, karena setiap wilayah mempunyai tantangan dan karakteristik yang berbeda. Pemanfaatan digitalisasi hanya bersifat sebagai pendukung saja untuk mempercepat langkah-langkah yang harus diambil oleh pemerintah. Terutama menghadapi pandemi Covid-19”. Tambah Safrizal.

Pada akhir sambutannya, Safrizal menekankan pentingnya Kolaborasi dalam mewujudkan kota cerdas sesuai tujuan utama ASCN yaitu untuk meningkatkan kehidupan warga perkotaa ASEAN, mengingat peluang dan tantangan yang ditimbulkan oleh urbanisasi dan digitalisasi yang cepat. Hal ini dicapai dengan lebih berfokus pada berbagai isu yang lebih khusus yang berkembang di sektor perkotaan, seperti pemberdayaan UMKM, pengurangan emisi karbon, pembangunan berkelanjutan, transportasi terpadu, dan kemudahan berusaha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement