Rabu 31 Aug 2022 12:58 WIB

KRI Dorang dan KRI Bawal Tambah Deretan Alutsista Dalam Negeri TNI AL

Pembuatan satu unit kapal menelan biaya Rp 200 miliar.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Agus raharjo
Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (WKSAL) Laksamana Madya Ahmadi Heri Purwono meresmikan dua kapal perang Republik Indonesia (KRI) tipe Patroli Cepat (PC) di Dermaga Marina Batavia, Jakarta Utara, Rabu (31/8/2022). Kedua kapal itu diberi nama KRI Dorang-874 dan KRI Bawal-875.
Foto: Republika/Flori Sidebang
Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (WKSAL) Laksamana Madya Ahmadi Heri Purwono meresmikan dua kapal perang Republik Indonesia (KRI) tipe Patroli Cepat (PC) di Dermaga Marina Batavia, Jakarta Utara, Rabu (31/8/2022). Kedua kapal itu diberi nama KRI Dorang-874 dan KRI Bawal-875.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (WKSAL) Laksamana Madya Ahmadi Heri Purwono meresmikan dua kapal perang Republik Indonesia (KRI) tipe Patroli Cepat (PC) di Dermaga Marina Batavia, Jakarta Utara, Rabu (31/8/2022). Kedua kapal itu diberi nama KRI Dorang-874 dan KRI Bawal-875.

Heri mengatakan, kehadiran dua kapal yang ini membuktikan bukti komitmen TNI Angkatan Laut untuk menggunakan produk-produk dalam negeri. Hal ini sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo untuk membangun alutsista dengan menggunakan produk dalam negeri. "Yang kedua, ini bukti langkah dari visi bapak KSAL Laksamana TNI Yudo Margono membangun Angkatan Laut yang modern, profesional dan tangguh," kata Heri, Rabu (31/8/2022).

Baca Juga

Heri menjelaskan, KRI Dorang dan KRI Bawal ini akan ditempatkan di Lantamal IX/Ambon dan Lantamal XIV/Sorong yang berada dibawah naungan Koarmada III. Kedua kapal tersebut berfungsi menjadi kapal patroli cepat. "Nanti lebih banyak fungsinya kepada fungsi kedua TNI AL, yaitu fungsi penegakan hukum (di laut)," jelasnya.

Dua kapal ini dibuat PT Caputra Mitra Sejati (CMS) Banten. Proses pembangunan kapal tersebut membutuhkan waktu selama 30 bulan dan menelan biaya mencapai Rp 200 miliar untuk satu unit kapal.

Ia mengungkapkan, produk lokal yang digunakan untuk membangun kedua kapal tersebut memang baru sekitar 40 persen. Sebab, kata dia, beberapa kebutuhan, seperti mesin dan alat sensor yang digunakan masih harus diimpor dari negara lain.

"Kalau pekerja dalam negeri, baja dari dalam negeri. Namun, alumunium masih dari luar. Ya ini harapan kita, kalau kami Angkatan Laut siap, mudah-mudahan industri lain juga berkembang sehingga kita bisa memenuhi dari dalam negeri," ujarnya.

Disamping itu, Heri menambahkan, TNI AL pun nantinya akan memberi tantangan kepada seluruh galangan dalam negeri untuk mencoba membangun kapal jenis tempur atau full combat. Namun, ia belum menjelaskan secara rinci, kapan rencana tersebut bakal direalisasikan.

"Jadi kapal panjang 60 (meter) dengan misi kapal tempur. Ada dipasang rudal, termasuk senjata untuk anti permukaan, anti udara, dan sebagainya. Ini tantangan bagi teman-teman di galangan," ungkap Heri.

"Kalau mampu, dan ini juga yang pertama kali akan kita mencoba kemampuan dari galangan memesan kapal full combat di dalam negeri. Insya Allah dengan dukungan semuanya, dukungan industri dalam negeri, mudah-mudahan pencapaian apa yang diarahkan Bapak Presiden bisa kita penuhi," tambahnya menjelaskan.

Selain meresmikan kapal, Heri juga mengukuhkan dua komandan untuk masing-masing kapal. Mayor Laut (P) Ardita Yudha Prawira dikukuhkan sebagai Komandan KRI Dorang-874. Lalu, Mayor Laut (P) Ary Mahayasa sebagai Komandan KRI Bawal-875. Keduanya merupakan alumni Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan 50.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement