REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Timor Leste 2017-2018, Aurélio Sérgio Cristóvão Guterres menegaskan, tidak benar jika ada rencana militer China membangun pangkalan kapal selam di negaranya. Sebelumnya, muncul pemberitaan jika negara eks salah satu provinsi di Indonesia tersebut akan menjadi salah satu pangkalan angkatan laut China.
"Itu hoaks. Tidak benar," kata Aurelio dalam webinar 'Politik Luar Negeri Indonesia di Mata Negara Sahabat' yang diadakan Synergy Policies, Indonesia Strategic and Defence Studies, serta Iluni Fisip UI di Jakarta, Rabu (31/8/2022).
Aurelio melanjutkan, politik kebijakan luar negeri Timor Leste sudah jelas. Dia menyebutkan, negaranya tidak ingin mencari musuh, melainkan berkawan dengan banyak negara lain.
"Kita ingin berteman dengan semua negara, zero enemy. Artinya, pada saat yang sama juga kita tak mau ambil bagian kelompok ini dan itu. Hampir sama dengan kebijakan luar negeri Indonesia. Dengan AS kita berteman, dengan China kita berteman, dengan Australia berteman, kita dengan Inoensia berteman. Dengan semua negara kita berteman," ucap Aurelio.
Sementara itu, mantan Presiden dan Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao mengatakan, dunia saat ini sedang berubah. Periode pasca-Perang Dingin telah usai. Menurut dia, keamanan global telah berkurang, globalisasi dalam kemunduran, dan semua negara mengadapi ketidakstabilan yang besar dengan keprihatinan internasional terhadap perubahan iklim, kekurangan pangan, inflasi, persaingan geopolitik, serta perang di Afrika dan Timur Tengah.
"Sebagai tanggapan, banyak negara yang meningkatkan pengeluaran militer mereka dan mempersiapkan diri untuk konflik seperti yang bisa kita saksikan terjadi di Ukraina," kata Xanana saat memberi kata sambutan dalam webinar tersebut.