Penyandang Disabilitas di Kudus Dilatih Membuat Batik Ecoprint
Red: Muhammad Fakhruddin
Peserta mengikuti pelatihan pembuatan kain ecoprint di Desa Wergu, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (31/8/2022). Pelatihan ecoprint atau teknik memberi pola dan warna pada kain menggunakan bahan alami seperti bunga, daun dan batang oleh Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Sensorik Netra Pendowo dengan peserta penyandang disabilitas tuna netra dan mantan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) itu untuk memberikan keterampilan dan wawasan kewirausahaan serta melatih kemandirian. | Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
REPUBLIKA.CO.ID,KUDUS -- Para penyandang disabilitas tuna netra dan gangguan mental dari Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Netra Pendowo Kudus, Jawa Tengah, mendapatkan pelatihan cara membuat batik ecoprint untuk meningkatkan kemandirian mereka, Rabu (31/8/2022).
Pelatihan digelar di objek wisata Taman Krida Kudus yang diikuti 20 penyandang tuna netra. Sedangkan penyandang gangguan mental sebanyak 12 orang.
Menurut Kepala Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Netra Pendowo Kudus Sundar di Kudus, tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan kemandirian penyandang disabilitas sehingga saat berada di tengah masyarakat tidak lagi ketergantungan dengan orangtua maupun orang lain.
Untuk pemasarannya nanti, kata dia, pihaknya akan memfasilitasi dengan membentuk galeri disabilitas dan lansia (Gadis Dansa).
Selain itu, imbuh dia, akan dipromosikan secara daring serta bekerja sama dengan dinas terkait di Kudus dalam mempromosikan karya para penyandang disabilitas.
Sulistiyono (40), salah satu peserta pelatihan penyandang tuna netra mengaku baru pertama kalinya mendapatkan pelatihan, sehingga mengalami kesulitan dalam menata daun di media kain.
Karena memiliki keterbatasan dalam indra penglihatannya, maka saat memilih daun hanya merasakan lewat indra perabanya dengan dibantu instruksi pendamping.
"Mudah-mudahan, setelah mahir bisa membuka usaha sendiri karena tidak membutuhkan keahlian tinggi dalam seni batik," ujarnya.
Sebelumnya, dia mengaku, diajarkan pihak panti dalam membuat aneka kerajinan, seperti membuat gantungan baju dari kawat dan keset kaki.
Instruktur Ecoprint Dasa Gentawati mengungkapkan media kerudung pasmina dipilih lantaran simpel dan peminatnya banyak di pasaran.
"Apalagi, ecoprint tengah naik daun dan memiliki nilai jual yang tinggi. Bahkan, bisa memasuki pasar ekspor," ujarnya.
Ia berharap pelatihan ini bisa bermanfaat bagi mereka, sehingga nantinya bisa membuka usaha sendiri.
Untuk harga jual pasmina di pasaran berkisar dari Rp135.000 hingga Rp350.000 per helainya. Sedangkan kemeja berkisar Rp350.000 hingga Rp600.000.