REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD, mengatakan bahwa menjadi Islam yang baik harus berjuang.
"Tugas kita adalah menjadi pejuang, kalau menjadi Islam yang baik harus menjadi pejuang," kata Mahfud, saat menyampaikan pidato dalam acara Kick Off Kongres Mujahid Digital dan Konsolidasi Nasional Komisi Infokom Majelis Ulama Indonesia (MUI), Rabu (31/8/2022).
Mahfud menjelaskan, ada hadits yang menceritakan, suatu saat datang seorang laki-laki kepada Rasulullah SAW.
Laki-laki itu bertanya kepada Rasulullah SAW terkait amal apa yang paling dicintai Allah SWT.
Rasulullah SAW menjawab sholat tepat waktu dan benar. Laki-laki itu bertanya, amal apa lagi yang disukai Allah SWT.
Rasulullah SAW menjawab hormati orang tua dan menjadi mujahid di jalan Allah SWT. "Orang mau Islam yang benar ya menjadi mujahid, berjihad," ujar Mahfud.
Mahfud menegaskan, hanya saja jihad jangan diartikan sempit. Dulu pada 1970-an, jihad dikaitkan dengan istilah komando jihad, yakni komando untuk berperang fisik. Padahal jihad tidak harus selalu perang fisik.
Dia menjelaskan, perang fisik adalah suatu keterpaksaan. Kalau diusir dari rumah sendiri maka lawanlah. Itupun kalau tahu melawan hanya akan membuat mati konyol, maka harus mencari siasat.
Jadi jihad bukan perang yang membawa pedang. Jadilah mujahid di jalan Allah SWT untuk memperjuangkan ajaran Allah SWT dengan harta.
"Orang yang berjihad yang berjuang di jalan Allah, kalau dalam hukum zakat menjadi satu dari delapan golongan yang mendapat zakat. Karena orang berjihad harus dihargai," ujar Mahfud.
Dia menerangkan bagaimana sebaiknya umat Islam berjihad. Orang yang berjihad di jalan Allah SWT, beribadah dengan baik yaitu ibadah mahdhah. Orang yang berjihad, akhlak dalam pergaulannya baik.
Mahfud menambahkan, orang yang berjihad, muamalahnya baik, artinya sopan terhadap orang lain, menghargai kehidupan orang lain dan toleransi terhadap orang lain. Dakwah juga jihad, dakwah adalah orang yang berjihad dengan akal pikiran. "Jihad dengan cakupan nyata di era sekarang ini tidak bisa tidak, itu harus masuk juga ke dunia digital," ujarnya.