Kamis 01 Sep 2022 08:44 WIB

Pengamat: Pertemuan Puan-Airlangga Produktif Jika Hasilkan Kesepakatan Politik

Kesepakatan itu bisa berupa pencanangan pasangan capres dan cawapres.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Pakar Komunikasi Politik - Emrus Sihombing.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pakar Komunikasi Politik - Emrus Sihombing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto, disebut-sebut bakal bertemu dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani akhir pekan ini. Pengamat politik Emrus Sihombing menilai, pertemuan Puan Maharani dengan Airlangga Hartarto akan semakin produktif jika menghasilkan kesepakatan politik. 

"Saya berpendapat bahwa pertemuan itu bisa lebih produktif, apabila memang ada semacam kesepakatan di panggung belakang ketika mereka bertemu," kata Emrus dalam keterangannya, Rabu (31/8).

Menurutnya, kesepakatan itu bisa berupa pencanangan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), sekaligus kesepakatan untuk berupaya merangkul seluruh kekuatan politik.

"Mudah-mudahan pertemuan mereka ada semacam kesepakatan memasangkan Puan Maharani menjadi calon presiden dan Airlangga menjadi calon wakil presiden Pilpres 2024 dengan catatan merangkul semua kekuatan politik dalam kerja sama politik," ujarnya.

Emrus memandang, keduanya adalah pasangan ideal. Puan Maharani bisa memainkan sebagai pemimpin dengan karakter keibuan yang mampu merangkul dan menyamankan seluruh kekuatan politik. Sedangkan Airlangga dinilai punya kemampuan sebagai nakhoda bidang ekonomi. Hal itu terbukti dengan keberhasilannya dalam penanganan covid-19 sekaligus menjaga kondisi ekonomi Indonesia.

Selain itu Emrus menilai pertemuan itu adalah ajang silaturahmi dua negarawan. Keduanya dinilai sebagai sosok dengan karakter politik yang mengutamakan keberagaman, pluralitas, inklusivitas, dan persatuan.

"Rencana pertemuan Puan Maharani dan Airlangga Hartarto suatu pertemuan negarawan yang memang sama-sama punya garis politik tentang keberagaman, tentang inklusivitas," ucapnya.

Dia menganggap, keduanya sama-sama hal menghidupi semangat keindonesiaan dan kenusantaraan. "Jadi artinya bahwa dua sosok ini sangat homogen dari sudut keindonesiaan dan kenusantaraan kita," ujarnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement