REPUBLIKA.CO.ID, ZAPORIZHZHIA -- Tim Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tiba di kota Zaporizhzhia, Ukraina selatan, pada Rabu (31/8/2022). Kehadiran mereka dalam misi untuk mencegah kecelakaan nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia yang dikuasai pasukan Rusia.
"Ini adalah misi yang berusaha untuk mencegah kecelakaan nuklir," kata Ketua IAEA Rafael Grossi.
Grossi bersama anggota mencapai kota 55 km dari pabrik. Mereka kemungkinan akan bermalam sebelum tiba di fasilitas pada Kamis (1/9/2022).
Rusia mengatakan menyambut baik niat IAEA untuk mendirikan misi permanen di pabrik tersebut. Namun kepala pemerintahan Rusia di daerah itu Yevgeny Balitsky mengatakan kepada kantor berita Interfax, bahwa inspektur IAEA harus melihat pekerjaan di PLTN dalam satu hari. Tapi IAEA berharap bisa berada di tempat itu lebih lama.
"Jika kami dapat membangun kehadiran permanen, atau kehadiran berkelanjutan, maka itu akan diperpanjang. Tetapi segmen pertama ini akan memakan waktu beberapa hari," kata Grossi, kepada wartawan di Zaporizhzhia.
Rusia merebut pembangkit nuklir terbesar di Eropa ini pada awal Maret dan kekuatan militernya telah ada sejak saat itu. Fasilitas ini dijalankan oleh tenaga kerja Ukraina untuk memasok 20 persen listrik negara itu.
Pertempuran dilaporkan terjadi di dekat pembangkit listrik dan lebih jauh pada Rabu. Selama berminggu-minggu sekarang, Ukraina dan Rusia telah menuduh satu sama lain membahayakan keselamatan pabrik Zaporizhzhia dengan serangan artileri atau drone, mempertaruhkan bencana radiasi gaya Chernobyl.
Kiev mengatakan, Moskow telah menggunakan pabrik itu sebagai perisai untuk menyerang kota-kota besar dan kecil, karena mengetahui akan sulit bagi Kiev untuk membalas tembakan. Mereka juga menuduh pasukan Rusia menembaki pabrik tersebut.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan bahwa tingkat radiasi di pabrik itu normal. Rusia pun telah membantah pernyataan Ukraina tentang perilaku sembrono, mempertanyakan mengapa mereka akan menembaki fasilitas dengan pasukannya sendiri ditempatkan. Moskow balik menuduh Ukraina menembaki pabrik itu untuk mencoba menimbulkan kemarahan internasional yang diharapkan Kiev akan menghasilkan zona demiliterisasi.