REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Kebakaran di hutan hujan Amazon Brasil melonjak pada Agustus ke level tertinggi untuk sebulan sejak 2010. Data pemerintah menunjukkan pada Rabu (31/8/2022), peristiwa itu melampaui kebakaran pada Agustus 2019 yang menarik perhatian global segera setelah Jair Bolsonaro menjabat sebagai presiden Brasil.
Badan penelitian antariksa nasional INPE mendaftarkan 31.513 peringatan kebakaran di Amazon melalui satelit dalam 30 hari pertama setiap bulan. Laporan ini menjadikan Agustus tahun ini terburuk sejak 2010, ketika kebakaran mencapai 45.018 selama sebulan penuh.
Sebagian besar peringatan kebakaran Amazon INPE dalam satu tahun rata-rata datang pada Agustus dan September. Periode itu dianggap sebagai musim kebakaran di wilayah tersebut, karena hujan mereda sehingga para peternak dan petani sering membakar daerah yang gundul.
Dengan satu hari tersisa, kebakaran bulan ini sudah naik 12,3 persen dari Agustus 2021 dan kira-kira 20 persen di atas rata-rata untuk bulan tersebut dalam seri data INPE sejak 1998. Kenaikan terjadi menjelang pemilihan presiden pada Oktober dengan kandidat terkemuka berselisih tajam atas perusakan hutan hujan Amazon.
Pelopor terdepan dan mantan Presiden sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva telah bersumpah untuk melindungi Amazon lebih keras dan mengecam pejawat sayap kanan Bolsonaro. Dia dinilai membiarkan deforestasi bioma mencapai level tertinggi 15 tahun.
Para ahli menyalahkan Bolsonaro karena membatalkan perlindungan lingkungan di Brasil, membuka jalan bagi penebang dan peternak untuk secara ilegal membuka lebih banyak Amazon sejak menjabat pada 2019. Data awal menunjukkan, deforestasi Amazon Brasil dalam tujuh bulan pertama tahun ini mencapai 5.474 kilometer persegi dan menjadi terbesar untuk periode tersebut setidaknya dalam enam tahun.