REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Rencana pembuatan patung Bung Karno di Alun-alun Indramayu yang disampaikan pihak eksekutif, mendapat sorotan dari kalangan legislatif. Pasalnya, rencana itu tidak terdapat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Indramayu.
"RPJMD merupakan buku saku dari penjabaran visi misi bupati," ucap Ketua DPRD Indramayu, Syaefudin, Kamis (1/9).
Rencana pembuatan patung proklamator itu mengemuka dalam rapat paripurna Pembahasan Persetujuan Kebijakan Umum Anggaran - Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) RAPBD Tahun 2023 dan Anggaran Perubahan 2022 Kabupaten Indramayu, beberapa waktu yang lalu.
Rencana pembuatan patung yang tiba-tiba muncul dalam pembahasan KUA-PPAS dan di luar RPJMD itupun mendapat sorotan dari kalangan dewan. Bahkan, rapat tersebut akhirnya dua kali mengalami kebuntuan hingga saat ini akibat belum tercapainya kesepakatan antara eksekutif dan legislatif.
Syaefudin menyatakan, pihaknya hanya berusaha menjaga agar KUA-PPAS sesuai dengan RPJMD yang telah ditetapkan sebelumnya. Apalagi, masih banyak program bupati dalam RPJMD yang sebenarnya belum direaliasikan.
Syaefudin mengungkapkan, sangat menghormati sosok Bung Karno. Dari informasi yang diperolehnya, Bung Karno pun pernah datang ke Kabupaten Indramayu sekitar tahun 1948.
Namun demikian, kegiatan pembangunan di daerah tetap harus mengacu pada RPJMD. "Saya bukannya tidak setuju (pembuatan patung Bung Karno), tapi keinginan itu tidak ada dalam RPJMD," kata politisi Partai Golkar tersebut.
Meskipun demikian, lanjut Syaefudin, jika eksekutif tetap memaksakan untuk membangun patung Bung Karno, maka harus mempertimbangkan aspek historis dan filosofisnya. Selain itu, pembangunan patung Bung Karno juga harus bersama dengan patung Bung Hatta karena keduanya merupakan sosok proklamator kemerdekaan Indonesia.
"Tempatnya pun sebaiknya di RTH (ruang terbuka hijau) agar lebih bisa menjadi sarana edukasi bagi masyarakat, terutama generasi muda," kata Syaefudin.
Sebelumnya, rencana pembuatan patung Bung Karno juga memunculkan komentar dari para seniman di Kabupaten Indramayu. Seorang seniman perupa dan Penasihat Dewan Kesenian Indramayu, Dartim Yudha, mengaku setuju dengan adanya wacana pembuatan patung Bung Karno di Alun-alun Indramayu. Pasalnya, presiden pertama Indonesia itu memang pernah berkunjung ke Kabupaten Indramayu.
"Namun, patung Bung Karno jangan dibuat sendirian, melainkan harus bersama dengan patung Bung Hatta. Karena proklamator itu kan Bung Karno dan Bung Hatta. Dan Bung Karno saat datang ke Indramayu juga didampingi oleh Bung Hatta," kata Dartim.
Dartim menilai, disertakannya sosok Bung Hatta juga bisa menghindari adanya nuansa politis dalam pembuatan patung tersebut.
Sementara itu, Penggiat Budaya sekaligus Ketua Yayasan Indramayu Historia, Nang Sadewo, menjelaskan, Bung Karno pernah datang ke Kabupaten Indramayu pada kisaran tahun 1947-1948.
Saat itu, Bung Karno datang dengan didampingi Bung Hatta, dan dikawal oleh seorang pahlawan Indramayu, MA Sentot. Presiden pertama Republik Indonesia itu singgah dan sempat melewati sejumlah lokasi, yakni Kecamatan Jatibarang, Kepandean, Haurgeulis dan Gantar.
Menurut Dewo, Bung Karno datang untuk meninjau kewilayahan guna memastikan kedaulatan Indonesia, setelah adanya agresi militer Belanda. Dia mengaku, memiliki banyak koleksi foto saat Soekarno-Hatta berkunjung ke Indramayu.
Dewo menyatakan, jika Pemkab Indramayu memang ingin membuat patung Bung Karno, maka harus disertai dengan penjelasan latar belakang sejarahnya. "Kalau saya, setujunya bukan membuat patung, melainkan diorama yang menceritakan kunjungan Bung Karno ke Indramayu," tandas Dewo.