REPUBLIKA.CO.ID,
Sosok yang Harus Ditemui Ketika Meragukan Allah SWT
JAKARTA -- Keimanan seorang Muslim terkadang naik dan di waktu tertentu terkadang turun. Atau bahkan terlalu sering turun. Turunnya iman ini bisa mengakibatkan seorang Muslim malas beribadah dan lalai dalam mengerjakan amal ibadah.
Bahkan, yang lebih parah, itu menyebabkan seorang Muslim meragukan keberadaan dan pertolongan Allah SWT, atau hal lain yang berkaitan dengan perkara agama.
Keraguan ini tidak menyebabkan dirinya menyimpang dari jalan Islam. Namun ia hanya merasa terus dirundung kesulitan sehingga meragukan keberadaan dan pertolongan Allah SWT.
Lantas, dalam kondisi demikian, apa yang harus dilakukan oleh seorang Muslim yang mengalaminya?
Keraguan kepada Allah SWT merupakan salah satu penyakit hati sehingga orang yang mengalami keadaan itu harus mencari obatnya.
Obat atas penyakit hati ini ialah ilmu. Karena hati sejatinya adalah tempat ilmu. Untuk mendapatkan obat berupa ilmu itu, maka harus meminta bantuan atau bertanya kepada ahli dzikir.
Allah SWT berfirman, "Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad), melainkan orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." (QS An-Nahl ayat 43)
Bertanya kepada ahli dzikir adalah salah satu cara untuk mengetahui kebenaran yang haq dan mencapai derajat yakin. Selain itu orang yang dibisiki keraguan kepada Allah SWT juga harus banyak memanjatkan doa.
Ahli dzikir adalah orang yang memiliki ilmu tentang Islam. Alquran pun mengulang pesan untuk bertanya kepada ahli dzikir atau ahli ilmu ketika tidak memiliki pengetahuan. Selain pada Surah An-Nahl ayat 43, juga terdapat pada Surah Al-Anbiya ayat 7.
Allah SWT berfirman, "Dan Kami tidak mengutus (rasul-rasul) sebelum engkau (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui." (QS Al-Anbiya ayat 7)
Lalu mengapa harus menemui atau bertanya kepada ahli dzikir? Karena mereka adalah rujukan dalam perkara agama. Mereka memiliki keluasan dan kecakapan ilmu-ilmu syar'i. Ilmu syar'i merupakan pondasi di mana kehidupan manusia dibangun di atasnya.
Sumber: