REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Militer Taiwan untuk pertama kalinya menembak jatuh drone sipil tak dikenal yang masuk ruang udara mereka di dekat pulau kecil di lepas pantai China. Langkah ini diambil usai pemerintah Taiwan berjanji akan bertindak tegas dalam menghadapi meningkatnya penerobosan.
Beijing yang mengklaim Taiwan bagian dari wilayahnya mendapat perlawanan kuat dari pemerintah Taiwan. Beijing menggelar latihan militer di sekitar pulau itu pada bulan lalu sebagai respons kunjungan House of Representative Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan.
Pemerintah Taiwan mengatakan mereka tidak akan memprovokasi atau meningkatkan ketegangan tapi geram dengan drone China yang berulang kali masuk ke pulau yang Taiwan kelola di lepas pantai China.
Pada Kamis (1/9/2022) komando pertahanan di gugus pulau yang dikuasai Taiwan, Kinmen, mengatakan dalam pernyataannya, drone itu masuk ke ruang udara di atas Pulau Kecil Lion pada tengah hari. Pasukan di pulau itu memperingatkan drone untuk pergi tapi tidak ditanggapi, sehingga ditembak jatuh, sisanya mendarat di laut.
Tembakan pertama Taiwan ke drone yang diduga milik China itu dilakukan tidak lama setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memerintahkan militer mengambil "tindak-balasan kuat" terhadap apa yang ia sebut sebagai provokasi China.
Berbicara pada angkatan bersenjata, dalam pernyataannya, Tsai mengatakan China terus menggunakan drone untuk menerobos masuk wilayah Taiwan. Taktiz "zona abu-abu" lainnya untuk mengintimidasi Taiwan.
Tsai kembali menekankan Taiwan tidak memprovokasi perselisihan. Tapi tidak berarti tidak akan mengambil tindak balasan. "Ia juga memerintahkan Kementerian Pertahanan Nasional untuk mengambil tindak-balasan yang tepat dan kuat untuk mempertahankan keamanan nasional," kata pernyataan kantor presiden Taiwan.
"Biarkan militer menjaga negeri tanpa rasa takut dan dengan kepercayaan diri yang solid," tambahnya.