Kamis 01 Sep 2022 19:37 WIB

Belasan Gazebo di Pantai Sindangkerta Tasikmalaya Dilaporkan Rusak

Gelombang laut yang tinggi telah merusak tanggul di bibir pantai Sindangkerta

Rep: bayu adji p/ Red: Hiru Muhammad
Kondisi tembok penahan abrasi di Pantai Sindangkerta, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, usai diterjang gelombang tinggi, Kamis (1/9/2022).
Foto: Dok. Relawan Bencana Kecamatan Cipatujah
Kondisi tembok penahan abrasi di Pantai Sindangkerta, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, usai diterjang gelombang tinggi, Kamis (1/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Gelombang tinggi yang terjadi di hampir seluruh pesisir selatan Jawa pada Selasa (30/8/2022), juga berdampak di Pantai Sindangkerta, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya. Di objek wisata itu, belasan gazebo dilaporkan rusak.

Koordinator Relawan Bencana Kecamatan Cipatujah, Rahmat Saputra, mengatakan, gelombang tinggi yang terjadi pada Selasa siang berdampak terhadap banyak gazebo warung yang berada di bibir Pantai Sindangkerta. Setidaknya, terdapat belasan gazebo yang mengalami kerusakan. "Di sana memang gazebo dekat dengan laut," kata dia saat dihubungi Republika, Kamis (1/9/2022).

Baca Juga

Selain berdampak ke gazebo, gelombang tinggi itu juga membuat kerusakan tembok penahan abrasi di sepanjang Pantai Sindangkerta makin parah. Akibat terjadinya gelombang tinggi itu, tembok penahan abrasi ada yang roboh. "Ada yang sampai 7 meter. Ada juga yang sampai 10 meter robohnya," kata Rahmat.

Menurut dia, rusaknya tembok penahan abrasi itu sudah terjadi sejak lama. Namun, adanya gelombang tinggi pada Selasa kemarin memperparah kerusakan. Salah seorang petugas Pantai Sindangkerta, Adik Hendiana, mengatakan, total gazebo warung yang rusak akibat gelombang tinggi pada Selasa kemarin mencapai 15 unit. Namun, gazebo yang rusak itu bukan merupakan bangunan permanen."Itu warung atau kayu. Total yang memgalami kerusakan itu sekitar 15 unit," kata dia.

Ia juga mengonfirmasi adanya tembok penahan abrasi dilaporkan rusak. Namun, menurut dia, kerusakan tembok penahan abrasi itu sudah karena banjir rob sebelum-sebelumnya.

Adik menyebutkan, Pantai Sindangkerta itu memiliki panjang sekitar 1,5 kilometer. Dari total panjang pantai itu, baru sekitar 900 meter bibir pantai yang dibuatkan tembok penahan abrasi. Namun, hampir seluruh tembok penahan abrasi kondisi rusak."Hanya saja diperparah dengan kejadian kemarin. Harapan kami itu segera diperbaiki. Kalau dibiarkan terus, abrasi makin parah," kata dia.

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga, Kabupaten Tasikmalaya, Nana Heryana, mengatakan, saat ini timnya masih melakukan inventarisir kerugian yang muncul akibat gelombang tinggi. Berdasarkan laporan sementara, gelombang tinggi itu berdampak terhadap gazebo pedagang dan tembok penahan abrasi."Kami masih inventarisir dampak total kerugian," kata dia.

Terkait penanganannya, Nana mengatakan, pihaknya akan segera usulkan anggaran untuk melakukan perbaikan setelah inventarisir selesai dilakukan. Namun, ia belum bisa memastikan waktu perbaikan akan dilakukan. "Itu tergantung anggaran juga," kata dia.

Ihwal operasional objek wisata, menurut Nana, saat ini Pantai Sindangkerta masih tetap dibuka seperti biasa. Namun, wisatawan diminta tidak melakukan aktivitas berenang di pantai.

Ia mengakui, saat ini kondisi gelombang laut sudah mulai melandai. Namun, semua pihak harus tetap waspada, mengingat berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gelombang tinggi masuh akan berpotensi terjadi hingga beberapa hari ke depan.

"Kalau untuk memandang laut mah tidak apa-apa. Kalau berenang tidak boleh. Kami sudah minta petugas di sana untuk selalu mengawasi wisatawan agar tidak berenang," kata dia.

Sementara itu, Rahmat menambahkan, kondisi terakhir sekarang gelombang laut sudah mulai turun. Namun, gelombang laut masih belum bisa disebut normal.Kendati demikian, ia menyebutkan, aktivitas masyarakat sudah berangsur normal. "Para nelayan juga sebagian sudah ada yang turun melaut," ujar dia.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement