REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejadian ketuban pecah sebelum masa melahirkan dapat membahayakan ibu dan bayinya. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan Dwiana Ocviyanti mengatakan anemia hingga besar ukuran tubuh bayi dapat memengaruhi terjadinya kasus tersebut.
"Ketuban pecah dini itu salah satu penyebabnya bayi terlalu besar itu salah satu penyebabnya sehingga kepala itu tidak bisa masuk rongga panggul," kata dr Dwiana dalam webinar "Kenali Metode Persalinan: Nyaman dan Aman Menjelang Kelahiran" yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (1/9/2022).
Menurut dr Dwiana yang juga Ketua Pokja Angka Kematian Ibu Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) itu, penyebab terjadinya ketuban pecah dini pada ibu hamil salah satunya adalah besarnya ukuran tubuh bayi. Bayi bertubuh besar, cederung akan memakan waktu lebih lama untuk dapat keluar, karena bagian seperti kepala akan sulit memasuki rongga panggul.
Risiko terjadinya ketuban pecah dini akan semakin terbuka lebar bila ibu yang memiliki janin berukuran besar terkena anemia. Anemia akan menyebabkan ibu mudah terkena infeksi pada selaput ketuban atau yang dikenal dengan korioamnionitis.
Adapun penyebab lain terjadinya ketuban pecah dini, menurut dia, adalah kehamilan pada usia yang terlalu muda. Daya tahan tubuh seorang perempuan untuk melahirkan belum bisa dikatakan kuat dan sempurna.
"Ini sering terjadi pada mereka yang hamil terlalu muda, jadi kalau ada yang bilang hamil muda siapa takut, yang takut itu dokternya karena kalau hamil pada usia remaja itu daya tahan tubuh biasanya tidak baik sehingga kerap terjadi pecah ketuban dan persalinannya menjadi prematur," katanya.