REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaiful Huda mengatakan, bahwa saat ini terdapat tiga partai besar yang menjadi sentral pembentukan koalisi, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Gerindra, dan Partai Golkar. Partai Golkar sudah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Partai Gerindra sudah resmi berkoalisi dengan partainya.
"Tinggal kita tunggu Mbak Puan, teman-teman PDIP kira-kira bikin blok poros baru mengajak partai-partai menengah," ujar Huda di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (1/9).
Sewajarnya, PDIP sebagai partai besar bersama partai menengah lain membentuk poros baru. Meskipun partai berlambang kepada banteng itu sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen.
"Semangat kita sebenarnya semangat ingin minimal tiga pasangan. Tiga pasangan itu sebenarnya sesuai dengan konfigurasi partai papan atas yang ada tiga," ujar Huda.
Safari politik yang dilakukan oleh Ketua DPP PDIP Puan Maharani tentu menjadi catatan bagi PKB. Termasuk rencana Puan yang akan menemui Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
"Tapi kan kemungkinan konfigurasinya agak rumit ya (kalau PDIP berkoalisi dengan Partai Gerindra). Mau tidak? misalnya secara suara Gerindra kan di bawah PDIP, kira-kira kan begitu. Itu agak rumit tuh konfigurasinya, kedua belah pihak," ujar Ketua Komisi X DPR itu.
Diketahui, Puan Maharani akan melanjutkan safari politiknya dengan menemui Partai Golkar dan Partai Gerindra. Ia akan menemui Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pada 3 September, dan Ketua Umum Partai Gerindra pada 4 September.
"Politik itu perlu dialog, politik itu perlu kesepahaman termasuk adanya berbagai perbedaan itu. Juga sebagai suatu hal yang wajar mengingat setiap partai punya identitas ideologi, platform, dan arah masa depan, dialog itu sangat penting," ujar Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (31/8).
Partai Golkar dan Partai Gerindra, jelas Hasto, merupakan prioritas PDIP setelah bertemu dengan Partai Nasdem pada 22 September lalu. Ia mengatakan, pertemuan tersebut akan membahas pemilihan umum (Pemilu) 2024 dan isu-isu lainnya.
"Kita tidak hanya berbicara 2024, kita berbicara tentang tantangan yang dihadapi saat ini, bagaimana tekanan terhadap inflasi, bagaimana upaya menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat, tekanan-tekanan akibat subsidi yang begitu besar, ini kan juga menjadi ruang lingkup pembahasan," ujar Hasto.