REPUBLIKA.CO.ID, BANGKA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengembangkan sentra industri lada untuk membangun ekonomi daerah serta membangkitkan kembali pertanian lada di masyarakat.
Wakil Bupati Bangka Syahbudin di Sungailiat, Jumat (9/2/2022), mengatakan pembangunan sentra industri lada dianggap cukup strategis untuk dilakukan karena tingginya permintaan pasar global. Untuk mengoptimalkan pengembangan sentra industri lada, lanjut dia, pihaknya bekerja sama dengan pemerintah pusat melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) guna membantu pembinaan dan pemasaran produk.
"Pengembangan sentra lada sebagai upaya membangkitkan kembali pertanian tanaman lada sebagai komoditi andalan daerah sekaligus memberdayakan peran pelaku industri kecil dan menengah (IKM)," ujarnya.
Menurut dia, lada yang dipasarkan dalam bentuk lada serbuk hasil olahan pelaku IKM yang tersebar di beberapa wilayah kecamatan dengan tetap mengutamakan kualitas lada.
"Lada putih Bangka Belitung yang dikenal di pasar dunia adalah Muntok White Pepper yang memiliki rasa sangat pedas dan berkadar tertinggi di dunia, dengan kualitas tersebut membuat lada putih masih menjadi favorit kebutuhan industri pangan di dunia," ujarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2021, mencatat dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, terdapat tiga negara di dunia tertinggi tujuan utama ekspor lada putih yakni, Vietnam 5.351 ton, Amerika Serikat 2.818 ton dan Jerman 1.282 ton. Berdasarkan data luas tanaman lada yang di kembangkan petani di Kabupaten Bangka mencapai 4.000 hektare dengan kemampuan produksi panen rata - rata 1,8 ton per hektare.
"Volume panen lada tentunya mampu memenuhi sebagian kebutuhan pasar karena berasal dari petani dari pulau Bangka dan pulau Belitung." kata dia.
Syahbudin mengatakan pengembangan industri lada menjadi salah satu misi dan visi rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) yaitu mewujudkan daerah yang berdaya saing dan berkelanjutan.