REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan rilis bahwa Kota Tasikmalaya mengalami deflasi 0,22 persen (mtm) dan 4,95 persen (ytd) pada Agustus 2022. Komoditas penyumbang deflasi di Kota Tasikmalaya pada Agustus 2022 antara lain bawang merah, cabai merah, cabai rawit, minyak goreng, dan daging ayam ras.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya, Darjana, mengatakan, deflasi yang terjadi pada komoditas hortikultura sejalan dengan mulai memasukinya masa panen di berbagai sentra produksi. Alhasil, pasokan mencukupi permintaan di masyarakat.
"Sedangkan penurunan harga daging ayam ras disebabkan oleh kelebihan pasokan, seiring dengan penurunan permintaan masyarakat," kata dia, Kamis (1/9/2022).
Darjana menilai, pemulihan ekonomi yang terus berlanjut tecermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,44 persen (yoy) dan Jawa Barat 5,68 persen (yoy) pada triwulan II 2022. Sejalan dengan itu, kinerja perekonomian yang positif juga ditunjukkan di Priangan Timur.
Menurut dia, pelonggaran mobilitas penduduk dan momen Hari Raya Idul Fitri 2022 membuat permintaan menguat. Itu berdampak positif di berbagai sektor terutama sektor transportasi, hotel, restoran, perdagangan, dan rekreasi.
Selain itu, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) pada triwulan II 2022 menunjukkan peningkatan menjadi 100,37 dibandingkan triwulan I 2022 sebesar 99,11. Momentum pemulihan ekonomi Priangan Timur dinilai perlu terus dioptimalkan melalui berbagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Berbagai indikator perekonomian menunjukkan optimisme bahwa pemulihan ekonomi di Priangan Timur akan terus berlanjut," kata dia.
Darjana menambahkan, optimalisasi pertumbuhan ekonomi perlu diiringi dengan tingkat inflasi yang terkendali. Namun, masih berlanjutnya tekanan global turut menyebabkan keterbasan pasokan dan disparitas antar daerah berdampak pada tekanan inflasi di dalam negeri, termasuk Priangan Timur.
Karena itu, sebagai langkah pengendalian inflasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang optimal, BI Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang telah digaungkan oleh Bank Indonesia sejak 10 Agustus 2022. GNPIP dinilai mendorong penguatan dari sisi penawaran sehingga dapat memenuhi sisi permintaan melalui strategi keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.
Darjana menjelaskan, GNPIP difokuskan pada berbagai program jangka pendek dan jangka panjang yaitu operasi pasar, perluasan kerja sama antardaerah (KAD), fasilitasi distribusi pangan strategis, penguatan informasi dan data pangan, serta penguatan pasokan pangan strategis. Selain itu, GNPIP juga fokus pada peningkatan produktivitas produsen serta penguatan koordinasi dan komunikasi.
"Bank Indonesia Tasikmalaya berkomitmen untuk mendukung pengendalian inflasi pangan melalui berbagai upaya seperti perluasan KAD komoditas pangan strategis dalam rangka pemenuhan permintaan di Priangan Timur," kata dia.
Darjana mengatakan, berbagai upaya yang dilakukan untuk pengendalian inflasi antara lain operasi pasar, program urban farming melalui pemberian bibit cabai kepada masyarakat dan kelompok tani, peningkatan kapasitas produksi melalui fasilitasi alat produksi, dan koordinasi antarpemegang kebijakan.
Menurut dia, para kepala daerah di wilayah Priangan Timur dan pemangku kebijakan telah berkomitmen untuk mendukung GNPIP melalui berbagai upaya untuk mempertahankan daya beli masyarakat. Dengan begitu, momentum pemulihan ekonomi daerah khususnya di Priangan Timur akan tetap terjaga.