Jumat 02 Sep 2022 14:48 WIB

Petrokimia Gresik Tambah Pasokan Gas untuk Genjot Produksi Urea

Suplai gas Petrokimia Gresik menjadi yang terbesar kedua setelah Pupuk Kaltim.

Red: Agus raharjo
Petrokimia Gresik dan Kris Energy Ltd menandatangani Head of Agreement (HoA) Lapangan Lengo Blok Bulu, di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (31/8/2022).
Foto: Istimewa
Petrokimia Gresik dan Kris Energy Ltd menandatangani Head of Agreement (HoA) Lapangan Lengo Blok Bulu, di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (31/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK-- Petrokimia Gresik menambah pasokan gas untuk mengembangkan Pabrik Amurea III. Pabrik ini akan menambah kapasitas produksi Urea sebanyak 1.725 Metric Ton Per Day (MTPD) atau sekitar 630 ribu ton/tahun, sekaligus mendapatkan tambahan produk Amoniak sebesar 2.000 MTPD setara sekitar 730 ribu ton/tahun.

Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih mengaku, pengembangan Pabrik Amoniak-Urea (Amurea) III untuk meningkatkan kapasitas produksi Urea. “Dengan adanya rencana pengembangan pabrik Amurea III ini maka akan memperkuat produksi pupuk urea dalam negeri serta pengamanan bahan baku pupuk NPK,” ujar Digna dalam keterangan, Jumat (2/9/2022).

Baca Juga

Digna menambahkan, saat ini total kapasitas produksi dari dua pabrik Urea Petrokimia Gresik sebesar 1.030.000 ton/tahun. Saat ini hasill produksi didedikasikan untuk memenuhi kebutuhan subsidi petani dalam negeri, serta pasar komersial.

“Penambahan pasokan gas ini menjadi semakin penting, mengingat kebutuhan Urea juga semakin bertambah dengan adanya perubahan fokus kebijakan pupuk subsidi pada dua jenis pupuk saja, yaitu Urea dan NPK,” ujar Digna.

Petrokimia akan mendapat tambahan pasokan gas sekitar 150 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) dari Lapangan Lengo Wilayah Kerja (WK) Bulu dan Lapangan Mustika serta West Kepodang WK Sakti di Kabupaten Tuban. Komitmen ini ditandai dengan penandatanganan Head of Agreement (HoA) Lapangan Lengo Blok Bulu antara Petrokimia Gresik dengan Kris Energy Ltd selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di Surabaya, Rabu (31/8/2022).

Sementara, Kepala Divisi (Kadiv) Monetisasi SKK Migas, Agus Budiyanto yang turut menyaksikan penandatanganan mengaku memahami tingginya kebutuhan pupuk dan kebutuhan pangan nasional. Menurutnya, kebutuhan gas sebagai bahan baku juga meningkat. Dengan penambahan sekitar 85 MMSCFD, maka supply gas terhadap Petrokimia Gresik menjadi yang terbesar kedua setelah Pupuk Kalimantan Timur.

“SKK Migas sangat mendukung kerja sama ini dalam upaya memajukan industri pupuk dalam negeri dan pertanian Indonesia. Saya sangat mengapresiasi karena melalui kerja sama ini Petrokimia Gresik tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, tapi juga untuk kemajuan pertanian dalam negeri. Untuk itu, kami akan menjaga suplai gas tetap lancar,” ujarnya.

Sebagai informasi, untuk menyukseskan suplai gas dari WK Bulu, Petrokimia Gresik juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Pertamina Gas (Pertagas) di hari yang sama. MoU ini terkait kajian bersama rencana penyediaan infrastruktur penyaluran gas bumi ke Petrokimia Gresik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement