REPUBLIKA.CO.ID, PRAYA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mencatat sebanyak 74 desa di daerah itu rawan kekeringan air bersih di musim kemarau 2022.
"Itu sesuai dengan data kekeringan yang terjadi tahun lalu," kata Kepala BPBD Kabupaten Lombok Tengah, Ridwan Ma'aruf di Praya, Jumat (2/9/2022).
Puluhan desa yang terdampak kekeringan air bersih pada musim kemarau itu tersebar di delapan kecamatan yakni Kecamatan Praya, Janapria, Praya Timur, Pujut, Praya Barat, Praya Barat Daya, Praya Tengah dan Jonggat. Sedangkan empat kecamatan yang dekat sumber mata air seperti Kecamatan Peringgerata, Batukliang, Batukliang Utara dan Kopang tidak masuk dalam data rawan kekeringan.
Ridwan mengatakan penyaluran air bersih kepada masyarakat yang terdampak telah mulai dilakukan sesuai dengan permintaan dari pemerintah desa. Program ini diberikan secara gratis, tinggal pemerintah desa harus lebih aktif mengusulkan bantuan air bersih bagi warga yang terdampak musim kemarau. "Penyaluran telah mulai dilakukan di beberapa desa sesuai permintaan," katanya.
Stok kebutuhan air bersih untuk membantu masyarakat yang terdampak dipastikan cukup. Selain dari pemerintah daerah, bantuan air bersih juga bisa diajukan kepada pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
"Bantuan yang disiapkan itu sekitar 200 tangki, kalau kurang masih bisa ditambah sesuai kebutuhan masyarakat," kata Ridwan.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan sebanyak delapan kabupaten/kota di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat berstatus siaga bencana kekeringan meteorologi dampak musim kemarau 2022. "Status siaga kekeringan meteorologis terjadi di Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Utara, Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima, Dompu dan Kota Bima," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat, Dewo Adi Sulistio W dalam keterangan tertulisnya.