REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad mengatakan, Israel telah “bermain api” setelah melancarkan serangan ke dekat Damaskus dan bandara internasional Aleppo. Dia pun mengisyaratkan bahwa Suriah akan membalas serangan tersebut.
“Israel bermain api dan menempatkan militer regional dan situasi keamanan dalam risiko ledakan. Suriah tidak akan tinggal diam mengenai serangan Israel yang berulang dan Israel akan membayar harganya cepat atau lambat,” kata Mekdad, Kamis (1/9/2022), dilaporkan kantor berita Suriah, Syrian Arab News Agency.
Pada Rabu (31/8/2022) malam lalu, Israel dilaporkan melancarkan serangan roket ke bandara internasional Aleppo. Ledakan keras terdengar di segenap penjuru kota tersebut. Menurut SANA, serangan itu tak menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Namun terdapat kerusakan material. SANA tak menjelaskan detail kerusakan akibat hantaman roket tersebut.
Menurut kelompok The Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), terdapat empat roket yang menghantam landasan pacu bandara Aleppo dan gudang di sekitarnya. SOHR menduga, gudang tersebut berisi roket yang dikirimkan Iran untuk militer Suriah.
Pemerintah Israel belum merilis komentar resmi terkait serangan ke bandara internasional Aleppo. Pada 10 Juni lalu, Israel melancarkan serangan ke Bandara Internasional Damaskus. Menurut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Suriah, landasan pacu bandara mengalami kerusakan di beberapa titik akibat serangan tersebut.
Serangan udara Israel juga menghantam gedung terminal kedua bandara. “Akibat kerusakan ini, penerbangan masuk dan keluar melalui bandara (Damaskus) ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut,” kata Kemenhub Suriah dalam sebuah pernyataan pada 11 Juni lalu.
Itu merupakan serangan pertama Israel yang menyebabkan penangguhan operasi di Bandara Internasional Damaskus. Selama beberapa tahun terakhir, Israel telah melancarkan ratusan serangan udara ke Suriah. Namun Tel Aviv jarang mengakui atau membahas operasi semacam itu.
Kendati demikian, Israel telah mengakui bahwa mereka membidik pangkalan kelompok militan sekutu Iran, seperti Hizbullah Lebanon, yang telah mengirim ribuan kombatan untuk mendukung pasukan Presiden Suriah Bashar Assad.