Mahasiswa UGM Kenalkan Kriya Makrame untuk Art Therapy ODGJ
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Mahasiswa UGM mengenalkan seni kriya makrame sebagai bentuk art therapy bagi ODGJ. | Foto: Dokumen
REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menginisiasi program pengabdian kepada masyarakat mendukung penyembuhan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Dilakukan di Panti Rehabilitasi ODGJ Kajembaran Rahmaniyah di Kapanewon Palbapang, Bantul, DIY.
Mereka mengenalkan seni kriya makrame sebagai bentuk art therapy bagi ODGJ. Ada Ghazy Atha Fadlurahman (SV), John Feri Jr Ramadhan (SV ), Azis Bramantyo Susilo (FT), Dheyang Annisa Widayanti (FT), dan Safira Azzahra Rizwandi (FMIPA).
Pengabdian dilakukan dengan pendampingan psikolog, Drs Haryanto. Melalui PKM bidang Pengabdian Masyarakat yang didanai Kemendikbudristek mereka menjalankan program pengabdian dengan tujuan memberikan dampak perubahan bagi warga binaan.
Dikhususkan tingkat fokus dalam melakukan hal-hal dan meningkatkan emosi positif warga ODGJ binaan. Gazy mengatakan, Panti Rehab ODGJ Kajembaran Rahmaniyah dalam menjalankan terapi secara spiritual berupa zikir, shalat, dan membaca Alquran.
Langkah itu diyakini semakin mendekatkan hati dan pikiran kepada Tuhan YME. Namun, akibat keterbatasan sumber daya pengelola dan minimnya aktivitas, selain terapi spiritual, kadang membuat warga binaan bosan dan mudah relaps atau kambuh lagi.
Ghazy bersama empat rekan mencoba menghadirkan terapi melalui seni kriya makrame atau kerajinan simpul-menyimpul memakai benang dalam program Makrapi. Ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan baru mengenai kerajinan kriya makrame.
Selain itu, keterampilan ini bisa menjadi bekal untuk berwirausaha ODGJ setelah selesai masa rehabilitasi. Jadi, ketika proses pembuatan makrame, selain sebagai pengisi waktu luang, dapat pula difungsikan sebagai bekal keterampilan warga. "Dan, terapi stres yang mengajak perajin makrame untuk fokus," kata Ghazy, Jumat (2/9/2022).
Makrapi dilaksanakan lewat pelatihan interaktif berupa pembuatan kriya makrame dalam berbagai macam karya dekoratif. Konsep pelatihan dilakukan dengan basis pembelajaran menyenangkan mengajak tidak hanya belajar membuat kriya makrame.
Tapi, lanjut Safira, berinteraksi dengan penuh keceriaan. Pelatihan ini tidak cuma menambah variasi kegiatan sebagai langkah mempercepat pemulihan. Namun, Makrapi dapat meningkatkan kreativitas serta bentuk pelatihan kemandirian.
"Bagi warga binaan ODGJ sebagai bekal pasca pemulihan dan hasilnya bernilai ekonomis menjadi peluang pemasukan bagi pondok," ujar Safira.
Kriya makrame dirasa sangat tepat bila diajarkan kepada ODGJ dan terdampak NAPZA dibanding kerajinan lain seperti rajut, anyam dan lain. Makrame menggunakan alat sederhana, terutama tidak membahayakan penggunanya untuk melukai diri sendiri.
Pengelola sekaligus pendiri Panti Rehabilitasi Pondok Kajembaran Rahmaniyah, Ustaz Asep Kurnia, mengapresiasi inisiasi program Makrapi tersebut. Ia menilai, program adanya program Makrapi tepat untuk dijadikan kegiatan pendamping.
Termasuk, lanjut Asep, dari program-program yang selama ini telah dijalankan Panti Rehabilitasi Pondok Kajembaran Rahmaniyah untuk terapi ke warga binaan. Sebab, tidak jarang warga ODGJ maupun warga terdampak NAPZA bosan dan kambuh.
"Saat ini, warga binaan menjadi lebih kondusif dan terlihat perubahan lebih baik dibandingkan sebelum program," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
