Jumat 02 Sep 2022 17:35 WIB

Sejumlah Muslim Masuk Daftar Agen Intelijen Prancis karena Pandangan Politik Mereka

Europe 1 mengatakan mendapatkan catatan rahasia dari intelijen teritorial Prancis.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Muslim berada di luar sebuah masjid di Prancis. Sejumlah Muslim Masuk Daftar Agen Intelijen Prancis karena Pandangan Politik Mereka
Foto: Anadolu Agency
Muslim berada di luar sebuah masjid di Prancis. Sejumlah Muslim Masuk Daftar Agen Intelijen Prancis karena Pandangan Politik Mereka

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Beberapa tokoh Muslim Prancis dilacak dan masuk dalam daftar intelijen Prancis karena pandangan politik mereka. Ini terungkap dalam laporan yang diterbitkan oleh saluran radio Europe 1 pada Selasa (30/8/2022).

Europe 1 mengatakan mendapatkan catatan rahasia dari intelijen teritorial Prancis. Dilansir dari TRT World pada Jumat (2/9), Menurut Europe 1, dokumen tersebut disebarkan ke segelintir pejabat senior, anggota pemerintah, dan Istana Elysee. Dokumen intelijen telah ditulis pada pertengahan Mei atau sekitar tiga minggu setelah pemilihan presiden putaran kedua yang memastikan kemenangan pejawat, Presiden Emmanuel Macron.

Baca Juga

Menurut catatan yang dikutip oleh outlet media itu, intelijen teritorial negara itu sampai pada kesimpulan bahwa calon presiden sayap kiri Jean-Luc Melenchon, tersingkir pada putaran pertama pemungutan suara setelah berada di urutan ketiga, di belakang Macron dan Marine Le Pen. Sehingga kedua partai sayap kanan itu akan menikmati suara Muslim karena dukungannya pada Jean-Luc Melenchon, telah kalah sejak putaran pertama.

 

Ini mengutip banyak tokoh Muslim di Prancis, termasuk pengacara Rafik Chekkat, anggota asosiasi Agir contre l'islamophobia (Action Against Islamaphobia - ACI) dan jurnalis independen Siham Assbague. Keduanya digambarkan sebagai "Islamis", khususnya karena telah mengambil sikap terhadap sentimen anti-Muslim atau kolonialisme.

 

Selain Chekkat dan Assbague, catatan itu juga mengacu pada Vincent Souleymane, Hani Ramadan, dan Farid Slim, semuanya digambarkan sebagai pengkhutbah atau imam dari Ikhwanul Muslimin. Jurnalis Anadolu Agency Feiza Ben Mohamed juga dilacak dan didaftarkan oleh badan intelijen teritorial.

Menurut Europe 1, intelijen teritorial Prancis mendaftarkannya sebagai jurnalis pro-Erdogan, mengacu pada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, hanya karena kantor berita tempat dia bekerja berbasis di Turki. Ben Mohamed dilacak karena diduga mempublikasikan serangkaian tweet yang membenarkan pilihannya untuk memilih Jean-Luc-Melenchon, yang dia anggap sebagai satu-satunya kandidat yang kredibel yang tidak memiliki ambisi untuk menggunakan Muslim untuk membuat orang melupakan masalah negara.

Islamo-Kiri 

Intelijen teritorial Prancis memiliki banyak dokumen tentang Muslim Prancis karena telah menyatakan dukungan mereka untuk Melenchon, pemimpin partai La France Insoumise (LFI), yang telah menyuarakan penentangan terhadap sentimen anti-Muslim di Prancis beberapa kali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement