Jumat 02 Sep 2022 18:04 WIB

Covid-19 Terus Bermutasi Namun Semakin Melemah

Hanya 4-5 persen total mutasi yang dapat membuat virus lebih fit.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Virus Covid-19 (ilustrasi)
Foto: www.pixabay.com
Virus Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Depertemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Amin Soebandrio mengingatkan virus SARS-CoV2 penyebab Covid-19 yang terus bermutasi. Meski terus bermutasi, hanya 4 sampai 5 persen yang bisa menyesuaikan diri.

"Virus (Covid-19) itu terus bermutasi dan bisa berubah," ujar Amin dalam konferensi virtual, Jumat (2/9/2022).

Baca Juga

Walau virus ini terus bermutasi, dia melanjutkan, sebagian besar mutasi ini membuat virus semakin lemah. Amin menyebutkan hanya 4 sampai 5 persen dari total mutasi yang dapat membuat virus lebih fit.

Artinya mutasi virus ini lebih bisa menyesuaikan diri terhadap tekanan lingkungan, baik itu obat atau antibodi. Kendati demikian, dia meminta mutasi 4 atau 5 persen virus ini harus dihadapi.

Walaupun masih bermunculan varian yang cukup mengkhawatirkan, diharapkan dalam rentang waktu tertentu semakin lama semakin menurun kemampuan menular maupun virulensinya. Lebih lanjut ia mengakui beberapa perusahaan vaksin besar memang sudah berupaya untuk bisa menyesuaikan vaksin terhadap varian baru Covid-19.  

Namun, ia juga meminta masyarakat juga mencegah virus ini untuk menemukan host baru.

"Selama kita bisa mencegah virus ini menemukan host baru, maka itu akan memperkecil kemungkinan virus bermutasi," katanya.

Ia menambahkan, kuncinya adalah upaya manusia untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Baik kekebalan dari antibodi maupun diperantarai kekebalan seluler. Ini termasuk mendapatkan Covid-19.

Ia menjelaskan, manfaat vaksin Covid-19 yang harus dipahami oleh semua pihak. Selama manusia memiliki kekebalan-kekebalan ini sekecil apapun, dia melanjutkan, maka sudah memberikan dampak yang positif.

Artinya, dengan imunitas ini setidaknya bisa menghindari tertular Covid-19. Kalaupun terinfeksi, kondisinya tidak berat  dan tidak otomatis langsung menyebabkan kematian. Selain itu dengan tak tertular Covid-19 maka juga mencegah sumber penularan bagi orang lain.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ الَّذِى اشْتَرٰىهُ مِنْ مِّصْرَ لِامْرَاَتِهٖٓ اَكْرِمِيْ مَثْوٰىهُ عَسٰىٓ اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا ۗوَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِۖ وَلِنُعَلِّمَهٗ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۗ وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلٰٓى اَمْرِهٖ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.

(QS. Yusuf ayat 21)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement