Jumat 02 Sep 2022 18:11 WIB

Bunga Tabebuya di Surabaya Kembali Bermekaran

Surabaya telah menanam belasan ribu pohon tabebuya sejak 2010.

Warga berswafoto dengan latar belakang bunga tabebuya di Alun-alun Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (8/9/2021). Tabebuya tengah bermekaran di tepi jalan protokol Surabaya, Jawa Timur.
Foto: ANTARA/Syaiful Arif/rwa.
Warga berswafoto dengan latar belakang bunga tabebuya di Alun-alun Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (8/9/2021). Tabebuya tengah bermekaran di tepi jalan protokol Surabaya, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bunga tabebuya kembali bermekaran di jalan-jalan protokol Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (2/9/2022). Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan sejak tahun 2010 hingga sekarang, pihaknya telah menanam sebanyak 16.263 pohon tabebuya dengan spesies Tabebuia rosea (berdaun lebar) dan Tabebuia chrysantha (berdaun kecil).

"Ada lima jenis warna tabebuya di Kota Surabaya, yakni tabebuya warna merah muda, putih, kuning, merah dan ungu," kata Hebi di Surabaya, Jumat.

Baca Juga

Hebi merinci jumlah keseluruhan pohon tabebuya dengan lima spesies warna yang telah ditanam tersebut, yakni untuk warna putih dan pink, berjumlah 11.392 pohon, tabebuya warna kuning sebanyak 4.609 pohon. Sedangkan untuk pohon tabebuya warna ungu ada 100 pohon dan warna merah 162 pohon.

Ribuan pohon tabebuya yang telah ditanam tersebut, menurut Hebi, lokasinya tersebar jalan-jalan protokol Kota Pahlawan, di antaranya Jalan Ahmad Yani, Jalan Ir Soekarno, Jalan Mayjend Sungkono, Jalan Manyar, Jalan Kertajaya, Jalan Sulawesi, Jalan Ngagel, Jalan Diponegoro, hingga Jalan Gentengkali. Ia menyebut tabebuya mulai berbunga sekitar bulan April dan September.

"Bunganya bertahan kurang lebih tiga hingga empat hari kemudian rontok," ujar dia.

Hebi menjelaskan pohon tabebuya merupakan jenis tanaman yang tahan terhadap panas, sehingga sangat cocok dengan iklim Kota Surabaya. Apalagi perawatan pohon tabebuya juga sangat mudah.

"Pohon tabebuya ini lebih banyak membutuhkan paparan sinar matahari sehingga memang kami lebih banyak menanamnya di jalan-jalan protokol Surabaya," kata Hebi.

Selama ini, Hebi menyebutkan DLH rutin melakukan perawatan pohon yang berasal dari Amerika selatan/latin tersebut. Perawatan rutin yang dilakukan itu berupa penyiraman dan pemupukan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement