REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Kapolda Jatim Irjen Pol. Nico Afinta mengaku telah melakukan koordinasi dengan Polres jajaran untuk mengawal pendistribusian BBM ke seluruh SPBU di wilayah setempat agar berjalan lancar. Di Jawa Timur, kata Nico, ada 965 SPBU dan dan enam terminal BBM yang juga terus dikawal, terutama setelah adanya kekhawatiran masyarakat akan kenaikkan BBM bersubsidi.
Beberapa hari lalu, isu kenaikkan harga BBM bersubsidi sempat menimbulkan antrean panjang di SPBU."Polda Jatim telah mendata ada 965 SPBU yang akan kami jaga. Kemudian ada enam titik SPBU besar untuk mendistribusikan. Semua kami jaga dengan 2.600 perssonel," ujarnya, Jumat (2/9).
Nico mengaku, pihaknya juga telah membentuk Tim BBM Terpadu yang anggotanya diisi jajaran kepolisian dan dari Pertamina. Nico menyatakan, tim tersebut juga nantinya terlibat pemantauan dan distribusi BBM. Nico juga meminta jajarannya menggencarkan patroli untuk mengantisipasi permasalahan-permasalahan terkait pendistribusian BBM.
"Terkait isu naiknya harga BBM ini tentu kami lakukan komunikasi dan koordinasi, sehingga harapannya semua distribusi dan ketersediaan bisa terjaga," ujarnya.
Sebelumnya, Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Deny Djukardi memastikan stok BBM di wilayah Jatimbalinus dalam keadaan aman. Stok yang tersedia, kata dia, mampu mencukupi kebutuhan masyarakat untuk 10 hingga 30 hari ke depan. Ia pun mengingatkan masyarakat untuk tidak perlu melakukan aksi borong BBM.
"Stok BBM dalam posisi cukup rata-rata berada di posisi dari 10 sampai sekitar 30 sampai hari. Artinya, kalau sampai ada gangguan, kami masih bisa bertahan sampai 30 hari ke depan. Tapi ini setiap pagi kami selalu koordinasi baik dengan wilayah maupun dengan pusat untuk menambah stok di enam terminal BBM di Jatim," ujarnya.