REPUBLIKA.CO.ID, WAGENINGEN -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku akan terus melakukan konsolidasi jumlah BUMN maupun anak-cucu BUMN. Erick menilai banyaknya jumlah BUMN dan anak-cucu selama ini tak memberikan jaminan dari sisi keuntungan yang didapat.
"Yang namanya transformasi tidak selesai sekarang. Dari 108 BUMN kita konsolidasi jadi 41 BUMN, ke depan kita sudah mulai bikin cetak biru ke 30 BUMN. Jumlahnya yang banyak enggak menjamin perusahaan untung," ujar Erick saat menyaksikan kerja sama antara Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) bersama dengan holding BUMN pangan atau ID Food dengan HVA International B.V dan Frisian Flag Indonesia sebagai salah satu perusahaan turunan dari FrieslandCampina di Kota Wageningen, Belanda, Jumat (2/9/2022).
Erick mencontohkan, hanya 11 BUMN yang berhasil memberikan dividen dari 108 BUMN. Begitu pula saat jumlahnya dirampingkan menjadi 41 BUMN, tetap saja hanya ada 11 BUMN yang memberikan kontribusi dividen kepada negara.
"Kalau nanti 30 BUMN yang kasih dividen 20 kan lebih bagus, itu kenapa konsolidasi itu penting supaya makin efektif dan efisien," ucap Erick.
Dia mengambil contoh pada tubuh 13 PTPN yang masing-masing memiliki lima direksi. Dengan konsolidasi melalui Holding Perkebunan Nusantara PTPN III, ucap Erick, kini struktur organisasi PTPN jauh lebih ramping dengan hanya memiliki masing-masing satu COO pada setiap anak usaha. "Apakah ini bagus, ya bagus, tapi belum selesai," lanjut Erick.
Ia mengaku akan meneruskan transformasi PTPN dengan membentuk empat subholding yang berfokus pada sektor gula pada SugarCo, minyak sawit pada PalmCo, serta dua perusahaan lain yang fokus pada sektor kopi, teh, dan lainnya. "Jadi makin efisien, PTPN target kerugian 2021 kan Rp 1,6 triliun, tapi bukunya 2021 untung Rp 4,6 triliun, ini buktinya kalau mau lebih efisien dan efektif," kata Erick.