Sabtu 03 Sep 2022 14:05 WIB

Israel Beli Empat Pesawat Pengisian Bahan Bakar dari AS 

Israel akan menjadi negara ketiga yang memperoleh refueler Boeing.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
FILE - Lalu lintas di depan pabrik produksi Boeing Co. Israel akan membeli empat pesawat Boeing KC-46A refuelers untuk angkatan udaranya, dalam kesepakatan senilai 927,5 juta dolar AS.
Foto: AP/Elaine Thompson
FILE - Lalu lintas di depan pabrik produksi Boeing Co. Israel akan membeli empat pesawat Boeing KC-46A refuelers untuk angkatan udaranya, dalam kesepakatan senilai 927,5 juta dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel akan membeli empat pesawat Boeing KC-46A refuelers untuk angkatan udaranya, dalam kesepakatan senilai 927,5 juta dolar AS. Pesawat ini akan menggantikan armada kapal tanker Re'em Boeing 707 Israel yang sudah tua.

Pengiriman pesawat tahap pertama dijadwalkan pada 2025. Berdasarkan ketentuan kontrak, Boeing juga akan memberikan dukungan layanan tanker, pemeliharaan dan perbaikan, logistik, dan suku cadang armada kepada armada Angkatan Udara Israel (IAF).

Baca Juga

“Kontrak ini semakin memperkuat aliansi AS-Israel dan melanjutkan hubungan selama puluhan tahun antara Boeing dan Angkatan Udara Israel,” kata Presiden Boeing Israel, Ido Nehushtan, dilansir Middle East Monitor, Sabtu (4/9/2022).

Nehushtan mengatakan, KC-46A akan menguntungkan upaya Israel untuk memastikan keamanan nasional dan stabilitas regional. Menurut siaran pers dari Boeing, pesawat pengisian bahan bakar KC-46A sudah digunakan oleh Angkatan Udara AS, yang telah membeli 179 unit pesawat model ini.  

Israel akan menjadi negara ketiga yang memperoleh refueler, setelah Angkatan Udara Jepang membeli dua KC-46A. Pejabat Israel menggambarkan, kapal tanker itu penting untuk merencanakan operasi militer yang berpotensi mencakup serangan yang mengancam fasilitas nuklir Iran.

Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, berterima kasih kepada Departemen Pertahanan AS atas penambahan pesawat pengisian bahan bakar. "Bersama dengan pembelian skuadron F-35 baru, helikopter kargo, kapal selam dan amunisi canggih, mereka akan melayani Pasukan Pertahanan Israel dalam menghadapi tantangan besar, yang ada di depan kita," ujarnya. 

Sebelumnya Presiden Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Israel, Yair Lapid, bahwa, AS tidak akan pernah mengizinkan Iran untuk memperoleh senjata nuklir. Kantor Lapid mengatakan, Biden dan Lapir berbicara tentang negosiasi perjanjian nuklir dan komitmen bersama untuk menghentikan kemajuan Iran menuju senjata nuklir.

Israel menolak diaktifkannya kembali kesepakatan nuklir 2015 atau JCPOA. Sementara Biden telah berjanji untuk menghidupkan kembali perjanjian tersebut sambil memastikan keamanan Israel, yang merupakan bebuyutan Iran.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَعْتَذِرُوْنَ اِلَيْكُمْ اِذَا رَجَعْتُمْ اِلَيْهِمْ ۗ قُلْ لَّا تَعْتَذِرُوْا لَنْ نُّؤْمِنَ لَكُمْ قَدْ نَبَّاَنَا اللّٰهُ مِنْ اَخْبَارِكُمْ وَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
Mereka (orang-orang munafik yang tidak ikut berperang) akan mengemukakan alasannya kepadamu ketika kamu telah kembali kepada mereka. Katakanlah (Muhammad), “Janganlah kamu mengemukakan alasan; kami tidak percaya lagi kepadamu, sungguh, Allah telah memberitahukan kepada kami tentang beritamu. Dan Allah akan melihat pekerjaanmu, (demikian pula) Rasul-Nya, kemudian kamu dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui segala yang gaib dan yang nyata, lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

(QS. At-Taubah ayat 94)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement