REPUBLIKA.CO.ID,AMSTERDAM -- Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), yang juga sebagai Ketua Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara, Dwi Sutoro, mengatakan, pameran Pasar Kopi di Posthoornkerk, Amsterdam, Belanda, pada Sabtu (3/9), merupakan salah satu tonggak pencapaian dalam mengoptimalkan potensi budidaya kopi di Indonesia bekerja sama dengan Roemah Indonesia BV.
Sebagai penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia, Dwi menyebut hal ini sudah menjadi keharusan bagi Holding Perkebunan dalam mendorong biji kopi Indonesia untuk terus merambah pasar global.
"Kami berterima kasih kepada Pak Menteri BUMN Erick Thohir yang telah menginisiasi terbentuknya PMO Kopi Nusantara ini yang diberikan amanah untuk mengembangkan ekosistem bisnis kopi yang berkelanjutan dari hulu hingga hilir," ujar Dwi dalam pameran Pasar Kopi yang digelar Roemah Indonesia BV dan Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara, di Posthoornkerk, Amsterdam, Belanda, pada Sabtu (3/9).
Sejak diluncurkan pada Januari 2022, ucap Dwi, PMO Kopi Nusantara telah memiliki pilot project di 6 provinsi, yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Aceh yang mencakup lebih dari tujuh ribu hektare lahan perkebunan kopi dan melibatkan lebih dari empat ribu petani. Dwi mengatakan Holding Perkebunan juga memegang erat pesan Erick agar program-program PMO Kopi Nusantara ini harus fokus terhadap petani dan meningkatkan produktivitas agar mendapatkan kehidupan yang lebih sejahtera.
"Di Pasar Kopi ini kami membawa 97 jenis produk kopi mulai dari green bean hingga produk turunan kopi lainnya. Kopi yang kami bawa berasal dari 11 daerah, yaitu Ijen, Gayo, Mandailing, Karo, Kerinci, lampung, Java Preanger (area Garut dan Bandung), Dieng, Bali Kintamani, Flores, dan Toraja," ucap Dwi.
Dwi menyebut, kopi dari masing-masing daerah ini memiliki keunikan tersendiri sesuai dengan indikasi geografis setiap daerah. Sebagai contoh, biji kopi arabika terbaik dari Ijen memiliki cita rasa yang unik yang berbeda dengan cita rasa biji kopi terbaik dariri Bali atau wilayah lainnya.
Tak hanya itu, lanjut Dwi, Holding Perkebunan juga melakukan penandatanganan kontrak pembelian kopi antara stakeholders yang tergabung di PMO Kopi Nusantara (salah satunya adalah PTPN) dengan para importir di wilayah Belanda dan sekitarnya dalam acara tersebut. Dwi mengatakan nilai transaksi di awal ini mencapai lebih dari Rp 50 miliar yang akan ditransaksikan melalui aplikasi Agree sebagai center of excellence kerja sama PMO Kopi Nusantara dengan PT Telkom Indonesia.
Selain digunakan untuk transaksi jual beli, Dwi sampaikan, konsumen juga bisa melihat traceability dari produk yang mereka beli melalui aplikasi Agree. Dwi mengatakan fitur traceability ini menjadi salah satu keunggulan bagi produk PMO kopi nusantara karena setiap konsumen bisa aspek kopi berkelanjutan yang mereka konsumsi.
"Kami berharap momen Pasar Kopi yang kita selenggarakan bersama-sama ini bisa menjadi bentuk komitmen bersama dan langkah konkret kita dalam memajukan industri kopi Indonesia di dunia," kata Dwi menambahkan.