REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menemui jajaran Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di kantor PP Muhammadiyah di Jakarta, Ahad (4/9). PP Muhammadiyah menerima kunjungan Gus Yahya pada pukul 09.15 WIB.
"Ketua Umum PBNU selain untuk silaturahim, juga menyampaikan rencana penyelenggaraan acara Religion 20 (R20) dan bagaimana Muhammadiyah dan NU dapat menjalin kerja sama yang lebih konkret dan lebih kuat di masa yang akan datang," tutur Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti, kepada Republika.co.id, Ahad (4/9).
Adapun bidang yang akan dikerjasamakan, Mu'ti menyampaikan, itu akan dibahas lebih lanjut. Ditanya apakah dalam pertemuan dua pimpinan ormas terbesar di Indonesia itu juga membahas masalah kebangsaan, seperti kenaikan harga BBM, dia mengatakan hal tersebut tidak dibahas.
Dari Muhammadiyah, pertemuan dihadiri oleh Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Wakil Ketua PP Muhammadiyah Hajriyanto Y Thohari, dan Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti.
Sedangkan dari PBNU, kedatangan Gus Yahya didampingi oleh Sekretaris Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (NU) yang juga Ketua Panitia Pelaksana Religion Twenty (R20), Ahmad Suaedy.
Jumat (2/9) lalu, Gus Yahya mengatakan, pihaknya akan mengumpulkan para pemimpin agama di dunia untuk menyambut satu abad organisasi Islam tersebut pada 2-3 November 2022 di Bali. "Para pemimpin agama di dunia akan berkumpul dalam forum yang dinamakan Relegion Twenty (R20)," kata dia.
Hal tersebut disampaikan Gus Yahya saat bersilaturahim dengan Pengurus Cabang NU se-Pekalongan Raya, Jawa Tengah. Gus Yahya didampingi Sekretaris PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) serta Ketua PWNU Jawa Tengah KH Muzamil.
Gus Yahya menambahkan, selain menggelar R20 dalam rangka menyambut satu abad, NU akan menggelar Muktamar Fiqih Peradaban yang akan didahului dengan 250 halakah di berbagai pesantren di seluruh Indonesia.