Senin 05 Sep 2022 03:26 WIB

G20 DIN Diharapkan Tumbuhkan Inovasi untuk Pemulihan Pascapandemi

G20 DIN diyakini dorong inovasi karena jadi melting point startup dan modal ventura

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Semuel Abrijani Pangerapan menyampaikan paparannya dalam acara penutupan forum Digital Innovation Network (DIN) G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Ahad (2/9/2022). Forum yang akan berlanjut pada 2023 di India tersebut diharapkan dapat menumbuhkan berbagai inovasi di sektor digital yang dapat menyelesaikan berbagai persoalan global.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Semuel Abrijani Pangerapan menyampaikan paparannya dalam acara penutupan forum Digital Innovation Network (DIN) G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Ahad (2/9/2022). Forum yang akan berlanjut pada 2023 di India tersebut diharapkan dapat menumbuhkan berbagai inovasi di sektor digital yang dapat menyelesaikan berbagai persoalan global.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- G20 Digital Innovation Network (DIN) yang berlangsung di Nusa Dua, Badung, Bali, pada 2–4 September 2022 diharapkan menjadi ruang untuk menumbuhkan berbagai inovasi di sektor digital yang dapat menyelesaikan berbagai persoalan global.

Pasalnya, G20 Digital Innovation Network itu mempertemukan ratusan perwakilan dari perusahaan teknologi rintisan (startup), modal ventura, pemerintah, dan perusahaan-perusahaan ternama di negara anggota G20 dalam forum-forum diskusi, dan pertemuan bisnis.

“Pelaksanaan acara G20 Digital Innovation Network merupakan ikhtiar dari presidensi (kepemimpinan) G20 Indonesia untuk mendorong terciptanya kerja sama antara pelaku industri yang dapat menghasilkan inovasi guna mendukung pemulihan pascapandemi Covid-19 secara global,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI Johnny G. Plate saat jumpa pers selepas membuka G20 DIN di BICC Nusa Dua, Badung, Bali. 

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika RI menyampaikan kegiatan G20 Digital Innovation Network fokus melibatkan perusahaan teknologi rintisan (startup) dari lima sektor prioritas, yaitu kesehatan, keuangan inklusif, energi bersih dan terbarukan, rantai pasok barang, serta pendidikan dan teknologi. Dari lima sektor itu, startup sektor kesehatan dan energi terbarukan mendominasi keikutsertaan G20 Digital Innovation Network di Bali pekan ini. 

“(G20 DIN) menjadi melting point bagi pelaku industri beberapa negara, serta membuka peluang dan momentum bisnis untuk berjejaring dan berkolaborasi. Jadi ini perjumpaan antara startup, modal ventura, dan industri-industri terkemuka G20,” kata Menkominfo RI.

Johnny menyebut ada lebih dari 400 peserta dari berbagai negara yang hadir secara langsung di kegiatan G20 DIN, dan ada lebih dari 200 peserta yang mengikuti rangkaian secara virtual. 

Ia menyampaikan rata-rata startup yang hadir ada pada tahap pendanaan Seri A atau yang valuasinya sekitar 15 juta dolar AS sampai dengan 20 juta dolar AS.

“Modal ventura yang turut terlibat juga memiliki struktur portofolio yang kuat di negaranya masing-masing untuk mendukung pendanaan startup secara lintas negara,” kata Johnny. 

G20 Digital Innovation Network merupakan pengembangan dari G20 Innovation League pada presidensi sebelumnya. Keduanya menjadi upaya negara anggota G20 menciptakan wadah bagi startup, modal ventura, dan perusahaan untuk berkolaborasi dan menciptakan berbagai inovasi di ekosistem digital.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement