Senin 05 Sep 2022 09:35 WIB

Pelatih Udinese Bagikan Tips Mudah Bantai Tim Besutan Jose Mourinho

Udinese bermain nyaman hingga bisa menorehkan empat gol tanpa kemasukan.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
 Destiny Udogie Udinese merayakan setelah mencetak gol ke 1-0 selama pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Udinese dan Roma, di stadion Friuli di Udine, Italia, Senin (5/9/2022) dini hari WIB.
Foto: Andrea Bressanutti/LaPresse via AP
Destiny Udogie Udinese merayakan setelah mencetak gol ke 1-0 selama pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Udinese dan Roma, di stadion Friuli di Udine, Italia, Senin (5/9/2022) dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, UDINESE -- Udinese mampu terus berada dalam jalur kemenangan. Terakhir, tim berjuluk Le Zebrette itu sukses mencukur AS Roma, 4-0, pada giornata kelima Serie A, Senin (5/9/2022) dini hari WIB. Ini sekaligus tercatat menjadi kemenangan ketiga tim besutan Andrea Sottil itu secara beruntun. 

Tambahan tiga angka di laga ini membawa Udinese merangsek ke peringkat keempat klasemen sementara Serie A. Setelah menelan kekalahan, 2-4, dari AC Milan di laga pembuka dan diikuti kegagalan menundukan Salerninata, 0-0, Udinese terbukti mampu bangkit di dua laga terakhir. 

Baca Juga

Kemenangan, 2-1, atas Monza berhasil diikuti Gerard Delefoue dan kawan-kawan dengan kemenangan, 1-0, atas Fiorentina. Momentum kemenangan ini kemudian berlanjut di laga kontra AS Roma. Laga baru berjalan sembilan menit, Udinese sudah unggul via gol Destiny Udogie. 

Pemain berstatus pinjaman dari Tottenham Hotspur itu menyambar bola upaya Rick Karsdrop untuk melakukan backpass ke Rui Patricio. Terus menjaga keunggulan pada babak pertama, Udinese tampil impresif pada babak kedua. 

Lewat sepakan dari jarak jauh, Lazar Samardzic menaklukan Rui Patricio. Bola sempat memantul ke tanah sebelum bisa dihalai kiper asal Portugal tersebut. Akhirnya, lewat serangan balik, Udinese bisa menutup laga dengan tambahan dua gol, tepatnya via gol dari Roberto Pereyra dan Sandri Lovric pada menit ke-75 dan menit ke-82 secara beruntun. 

Pelatih Udinese, Andrea Sottil, mengaku ada sedikit perubahan dalam taktik dan formasi yang diterapkan di laga ini. Menempatkan Destiny Udogie dan Roberto Pereyra sebagai wing backs, Sottil menerapkan formasi 3-5-2 di laga tersebut. Tidak itu, dengan formasi ini, Udinese bisa unggul dalam penguasaan lapangan tengah dibanding para penggawa AS Roma. 

Dengan meredam barisan gelandang I Giallorossi, ujar Sottil, Le Zebrette bisa lebih nyaman dalam mengendalikan permainan. Pun saat melancarkan serangan balik cepat, yang menjadi awal proses terjadinya tiga gol dari empat gol Udinese di laga ini. 

''Kami hanya memberikan sedikit kesempatan buat Roma dengan menutup ruang di lini tengah. Dari situ, kami cenderung bisa berakselerasi dan meredam permainan mereka. Kami berusaha menguasai lini tengah dan cara itu berhasil. Kami begitu cepat dalam mengalirkan bola, seperti yang kami rencanakan,'' kata Sottil kepada DAZN, Senin (5/8/2022).

Selain itu, Sottil mengakui, keberhasilan mengalahkan Fiorentina, 1-0, di laga sebelumnya telah mendongkrak kepercayaan diri anak-anak asuhnya di laga ini. Namun, Sottil menegaskan, Liga Italia cukup panjang dan para penggawa Le Zebrette dinilai masih bisa terus meningkatkan kemampuan. 

''Tim ini sudah cukup kompetitif dan telah memiliki dua pemain di tiap posisi. Saat berbicara soal ambisi, kami harus sadar dengan kemampuan kami. Ini sudah kami tunjukan di laga kontra Fiorentina dan di laga ini. Namun, kami harus tetap membumi sembari terus berusaha meningkatkan performa,'' ujar Sottil.

Klasemen Serie A Musim 2024
Pos Team Main Menang Seri Kalah Gol -/+ Poin
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement