REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Otoritas Bandara Israel (IAA) akan mengurangi kebisingan dan polusi udara di Bandara Ben Gurion, Senin (5/9/2022). Mereka akan melarang pesawat sipil berbadan lebar dan bermesin empat termasuk Boeing 747 dan pesawat besar lainnya.
Aturan ini akan dilakukan mulai tahun depan. Namun langkah tersebut tidak akan mempengaruhi pesawat yang terbang ke bandara internasional utama Israel. Aturan ini dapat berdampak pada pengangkut barang besar yang terus menggunakan pesawat untuk surat dan kargo lainnya.
IAA mengatakan mulai memberi tahu operator tentang reformasi yang akan mulai berlaku pada akhir Maret 2023. Pemberitahuan awal ini untuk memungkinkan maskapai maupun operator bersiap.
CEO IAA Hagai Topolansky mengatakan larangan itu adalah langkah pertama dalam rencana yang lebih luas yang saat ini sedang dikembangkan. Sebab Israel bertujuan untuk memodernisasi bandaranya sambil juga memenuhi permintaan yang meningkat dan tantangan lingkungan.
“Saya telah menginstruksikan kepada instansi terkait untuk mulai melakukan tindakan yang dimaksudkan untuk mengurangi tingkat kebisingan di bandara guna mengurangi ancaman lingkungan dan meringankan situasi kota-kota sekitar yang terkena dampak aktivitas di Bandara Ben Gurion,” kata Topolansky seperti dikutip laman The Time of Israel, Senin (5/9/2022).
Pengumuman tersebut mencatat bahwa pengecualian terhadap kebijakan tersebut akan diizinkan. Semisal kedatangan seorang presiden AS ke Israel dengan pesawat yang ditunjuk Air Force One, yang saat ini merupakan pesawat Boeing 747-200 bermesin empat.
Juru bicara Otoritas Bandara Israel, Ofer Lapler mengatakan Juni lalu bahwa terjadi peningkatan penumpang dan penerbangan sebesar 340 persen di Bandara Ben Gurion sejak Maret. Bandara juga menghadapi kekurangan 1.400 pekerja. Menurut Otoritas Penerbangan Sipil Israel, Bandara Ben Gurion akan mencapai kapasitas 40 juta penumpang dan 250.000 penerbangan setiap tahun pada tahun 2029.