REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Filipina, Ferdinand Romualdez Marcos Jr sepakat meningkatkan kerja sama perdagangan kedua negara secara signifikan. Jokowi menyebut, nilai perdagangan Indonesia-Filipina pun sudah mengalami peningkatan hingga hampir 50 persen jika dibandingkan tahun lalu.
Indonesia sendiri mendorong agar dilakukan peningkatan ekspor produk makanan dan minuman, farmasi, serta produk kelapa, dan rumput laut.
“Saya mengajak Filipina untuk terus mengembangkan potensi perdagangan,” kata Jokowi saat konferensi pers bersama usai pertemuan bilateral di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (5/9/2022).
Selain itu, Jokowi juga mendorong dilakukannya pengembangan konektivitas di wilayah perbatasan. Ia mengusulkan agar dilakukan revitalisasi jalur kapal roro Bitung-Davao dan membuka jalur penerbangan Manado-Davao.
Lebih lanjut, kedua negara juga meningkatkan kerja sama perbatasan. Keduanya sepakat untuk meninjau kembali dua perjanjian pengamanan perbatasan agar semakin relevan bagi masyarakat, yaitu //revised border crossing agreement// dan //border patrol agreement//.
“Kita juga berkomitmen mempercepat perundingan delimitasi batas landas kontinen berdasarkan UNCLOS 1982,” tambah dia.
Dalam pertemuan ini, kedua pemimpin negara juga membahas terkait kerja sama kawasan untuk memperkokoh ASEAN serta mengimplementasikan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Jokowi menekankan pentingnya upaya untuk memperkokoh sentralitas dan kesatuan ASEAN.
Indonesia, kata dia, ingin memastikan agar ASEAN terus menjadi lokomotif stabilitas perdamaian dan kemakmuran kawasan.
“ASEAN harus mampu mengatasi berbagai tantangan ke depan dan memperkokoh penghormatan terhadap piagam ASEAN dan untuk memperkuat sentralitas ASEAN saya menggaris bawahi pentingnya implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific melalui kerjasama yang konkret dan inklusif,” tambahnya.
Jokowi menyebut, Indonesia pun akan menyelenggarakan Indo-Pacific Infrastructure Forum pada tahun depan.