Senin 05 Sep 2022 16:48 WIB

Wamenkeu Klaim Kuota BBM Subsidi Sudah Ditambah

Wamenkeu sebut kebijakan kenaikan BBM Subsidi tak langsung sehatkan APBN.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara membenarkan bahwa pemerintah sudah melakukan penambahan kuota BBM subsidi, untuk solar dan pertalite. Meski belum mendapatkan restu dari DPR, kata Suahasil, pemerintah sudah menjaga berupa penambahan kuota mengingat konsumsi masyarakat yang meningkat.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara membenarkan bahwa pemerintah sudah melakukan penambahan kuota BBM subsidi, untuk solar dan pertalite. Meski belum mendapatkan restu dari DPR, kata Suahasil, pemerintah sudah menjaga berupa penambahan kuota mengingat konsumsi masyarakat yang meningkat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara membenarkan bahwa pemerintah sudah melakukan penambahan kuota BBM subsidi, untuk solar dan pertalite. Meski belum mendapatkan restu dari DPR, kata Suahasil, pemerintah sudah menjaga berupa penambahan kuota mengingat konsumsi masyarakat yang meningkat.

"Pertumbuhan konsumsi energi ini kan menjadi sinyal bahwa masyarakat melakukan aktifitas dan artinya ada kegiatan ekonomi. Kami sudah menambah masing masing untuk Pertalite dan Solar agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi," ujar Suahasil melalui daring, Senin (5/9).

Suahasil merinci, untuk Pertalite pemerintah menambah kuota dari 23 juta kiloliter menjadi 29 juta kiloliter. Sedangkan untuk Solar dari 15 juta kiloliter menjadi 17,4 juta kiloliter.

Dampaknya, kata Suahasil mau tidak mau memang pemerintah akan tetap menambah alokasi subsidi di APBN. Kata dia, dengan penambahan kuota ini maka beban APBN untuk subsidi BBM yang semula Rp 502 triliun naik menjadi Rp 698 triliun.

"Perhitungan tersebut sebelum kami memutuskan untuk menaikan harga jual BBM. Kenaikan harga kemarin cukup mengurangi beban APBN yang tadinya kami perkirakan menjadi Rp 698 triliun turun ke Rp 650 triliun," ujar Suahasil.

Suahasil mengatakan memang kebijakan ini bukan solusi yang bisa otomatis menyehatkan APBN. Tapi kata dia, setidaknya APBN tetap mengalokasikan agar dampak kenaikan harga ke masyarakat tidak terlalu besar.

"Subsidinya jadi besar sekali memang. Meskipun kita sudah melakukan kenaikan harga, khususnya sejak Sabtu kemarin. Tentu ini kan efek peningkatan harga 4 bulan ini kan, karena itu kita lihat sampai akhir tahun. APBN tetap melakukan alokasi, untuk membantu harga itu benar benar bisa stabil di masyarakat," ujar Suahasil.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement