Selasa 06 Sep 2022 00:45 WIB

PLN Tingkatkan Produktivitas Pertanian dengan Energi Listrik di Kalsel

Pemanfaatan energi listrik dengan sistem budi daya tanaman hidroponik.

 PT PLN (Persero) meningkatkan produktivitas pertanian di Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui pemanfaatan energi listrik dengan sistem budi daya tanaman hidroponik. (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
PT PLN (Persero) meningkatkan produktivitas pertanian di Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui pemanfaatan energi listrik dengan sistem budi daya tanaman hidroponik. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- PT PLN (Persero) meningkatkan produktivitas pertanian di Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui pemanfaatan energi listrik dengan sistem budi daya tanaman hidroponik.

"Kami memberikan bantuan berupa peralatan produksi berbasis listrik kepada kelompok tani di Kabupaten Banjar dan telah berhasil panen perdana tanaman selada," kata Manajer PLN Unit Pelaksana Pengaturan Beban (UP2B) Kalimantan Turyanto di Banjarbaru, Kalsel, Senin.

Baca Juga

Dia menyebut program electrifying agriculture PLN itu untuk mendorong petani memanfaatkan teknologi guna meningkatkan produktivitas pertanian melalui energi listrik. Electrifying agriculture merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) PLN dengan memberikan bantuan berupa peralatan produksi berbasis listrik.

Adapun kelompok tani yang dibantu salah satunya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tiga Bintang di Desa Sungai Sipai, Kecamatan Martapura Kota, Kabupaten Banjar. Turyanto menyebut dengan pemakaian listrik dapat meningkatkan produktivitas pertanian hidroponik, sehingga diharapkan kualitas tanaman semakin meningkat dan waktu panen lebih cepat.

"Selain meningkatkan taraf ekonomi bagi kelompok tani, secara tidak langsung berdampak juga pada kualitas kesehatan masyarakat sekitar karena dapat mengonsumsi sayuran murah dan bebas dari bahan kimia," tuturnya.

Sementara itu, Ketua KSM Tiga Bintang Yusuf Ridho mengungkapkan terima kasih kepada PLN atas bimbingan dan kepercayaan yang diberikan. Pihaknya pun membagikan hasil panen perdana kepada masyarakat sekitar sebagai bentuk rasa syukur.

Untuk proses penanaman, menurut dia, sayuran hidroponik diawali dengan penyemaian bibit selama lebih kurang tiga minggu. Kemudian, dipindah ke pipa paralon yang sudah dilubangi terlebih dulu dan dirawat selama 40 hari hingga berhasil panen.

"Kami mengajak masyarakat sekitar untuk belajar mengembangkan hidroponik serta pembiakan ikan menggunakan metode bioflok. Harapan ke depan dengan terlatihnya masyarakat sekitar, Sungai Sipai dapat menjadi pusat produksi tanaman hidroponik serta budi daya ikan untuk menggerakkan roda perekonomian," ucapnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement