Selasa 06 Sep 2022 06:30 WIB

UNHCR Alirkan Bantuan ke Pakistan

Bantuan untuk Pakistan disalurkan ke UNHCR.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Muhammad Hafil
UNHCR Alirkan Bantuan ke Pakistan. Foto:   Penumpang menunggu di jalan yang rusak di sebelah banjir, di Bahrain, Pakistan, Selasa, 30 Agustus 2022. Pejabat bencana mengatakan hampir setengah juta orang di Pakistan memadati kamp setelah kehilangan rumah mereka dalam banjir yang meluas yang disebabkan oleh hujan monsun yang belum pernah terjadi sebelumnya di beberapa minggu terakhir.
Foto: AP/Naveed Ali
UNHCR Alirkan Bantuan ke Pakistan. Foto: Penumpang menunggu di jalan yang rusak di sebelah banjir, di Bahrain, Pakistan, Selasa, 30 Agustus 2022. Pejabat bencana mengatakan hampir setengah juta orang di Pakistan memadati kamp setelah kehilangan rumah mereka dalam banjir yang meluas yang disebabkan oleh hujan monsun yang belum pernah terjadi sebelumnya di beberapa minggu terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID,ISLAMABAD -- Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) bergegas memberikan bantuan yang lebih dibutuhkan warga Pakistan pada Senin (5/9/2022). Pakistan dilanda banjir dan kemungkinan menghadapi ancaman banjir berikutnya akibat naiknya air Danau Manchar di wilayah Selatan.

Sebanyak dua pesawat UNHCR mendarat di kota pelabuhan selatan Karachi dan dua lagi diperkirakan akan mendarat di kemudian hari. Pesawat ketiga, dengan bantuan dari Turkmenistan juga mendarat di Karachi.

Baca Juga

Selain UNHCR, UNICEF pun mengirimkan pasokan bantuan, termasuk obat-obatan dan tablet pemurni air. Bantuan ini sebagai bagian dari permintaan bantuan sebesar 160 juta dolar AS untuk mendukung respons banjir Pakistan. UNICEF juga menarik 37 juta dolar AS untuk membantu anak-anak dan keluarga.

"Banjir telah membuat anak-anak dan keluarga di tempat terbuka tanpa akses ke kebutuhan dasar hidup,” kata perwakilan UNICEF di Pakistan Abdullah Fadil.

Pesawat-pesawat yang membawa bantuan dari negara-negara lain juga akan berdatangan pada Senin malam. Bantuan ini sebagai tanggapan atas seruan dari Perdana Menteri Pakistan Shahbaz Sharif yang telah mengimbau masyarakat internasional untuk membantu Pakistan. Di samping dua pesawat UNHCR tersebut, 38 pesawat telah mendatangkan bantuan dari negara-negara lain, termasuk Cina, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Uzbekistan.

Sementara banjir dalam beberapa pekan terakhir telah menyentuh sebagian besar Pakistan, provinsi Sindh selatan, dengan Karachi adalah ibu kotanya, adalah yang paling terkena dampak. Lebih dari 1.300 orang meninggal dunia dan jutaan orang kehilangan rumah akibat banjir yang disebabkan oleh hujan muson yang luar biasa lebat di Pakistan tahun ini.

Banyak ahli menuding kondisi banjir yang luar biasa tersebut sebagai penyebab  perubahan iklim. Menanggapi bencana yang sedang berlangsung, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pekan lalu meminta dunia untuk berhenti acuh tak acuh melalui krisis. Dia berencana mengunjungi daerah yang dilanda banjir pada 9 September.

Untuk menghadapi banjir susulan, para insinyur memotong tanggul di sisi Danau Manchar pada akhir pekan. Tindakan ini dalam upaya untuk melepaskan kenaikan air banjir untuk menyelamatkan kota Sehwan dan beberapa desa terdekat dari kemungkinan kehancuran oleh air banjir. Banjir yang terjadi sebelumnya telah merusak 1,6 juta rumah sejak pertengahan Juni.

Sharif bertemu dengan Menteri Luar Negeri Pakistan Bilawal Bhutto di kota Sukkur di Sungai Indus yang meluap. Mereka mengunjungi daerah-daerah yang dilanda banjir dengan helikopter. Kepala menteri provinsi Murad Ali Shah memberi tahu Sharif tentang kerusakan yang disebabkan oleh banjir di Sindh.

Banjir telah mempengaruhi lebih dari 3,3 juta orang di negara yang berpenduduk 220 juta ini. Menurut perkiraan pemerintah Pakistan, kehancuran telah menyebabkan kerusakan senilai 10 miliar dolar AS.

Provinsi Punjab, Sindh, Baluchistan, dan Khyber Pakhtunkhwa adalah yang paling terkena dampak banjir tersebut. Mayoritas orang yang meninggal dunia dalam bencana ini adalah perempuan dan anak-anak.

Pengungsi Afghanistan yang tinggal di Pakistan juga terkena dampaknya. Lebih dari 420.000 pengungsi Afghanistan diperkirakan berada di daerah yang terkena dampak terburuk di Pakistan, hidup berdampingan dengan komunitas tuan rumah.

Pakistan telah menampung jutaan warga Afghanistan yang melarikan diri dari kekerasan selama empat dekade terakhir di negara itu.Saat ini, Pakistan memiliki sekitar 1,3 juta pengungsi Afghanistan yang terdaftar.

Sumber:

https://apnews.com/article/floods-pakistan-antonio-guterres-monsoons-8e5f04a509c8d6093934ebb2fa12e927

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement