Selasa 06 Sep 2022 07:31 WIB

300 Pembuat Film Boikot Yayasan Pendanaan Israel

300 pembuat film mengecam yayasan tersebut sebagai bagian dari mekanisme apartheid.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Film
Foto: pixabay
Film

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Lebih dari 300 pembuat film menandatangani petisi untuk menolak bekerja sama dengan yayasan asal Israel, Shomron Film Fund. Mereka mengecam yayasan tersebut sebagai bagian dari mekanisme apartheid.

Shomron adalah kata Ibrani untuk Samaria, yang merupakan nama Alkitab dari wilayah pendudukan Tepi Barat. Shomron Film Fund didirikan oleh mantan Menteri Kebudayaan Miri Regev yang kontroversial. Yayasan tersebut mendistribusikan dana hibah secara eksklusif kepada orang-orang Yahudi di pemukiman ilegal di wilayah pendudukan Tepi Barat. Para pembuat film menilai, tindakan ini sebagai salah satu contoh kebijakan rasis Israel terhadap warga Palestina.

Para penandatangan petisi berjanji bahwa mereka tidak akan mencari dana  atau bekerja sama dengan Shomron Film Fund. Para penandatangan petisi mengatakan, "Bioskop Israel Tidak Akan Digunakan untuk Membersihkan Pendudukan." Pernyataan itu dipicu oleh kontroversi yang meletus setelah Festival Film Samaria diadakan untuk pertama kalinya sekitar dua bulan lalu, di pemukiman ilegal Ariel di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Penandatangan petisi yang mencakup pembuat film Israel dan internasional, mengatakan, dana itu merupakan bagian tak terpisahkan dari mekanisme apartheid. Mereka menolak klaimnya untuk mendukung keragaman dan pluralisme. Dalam petisi tersebut, mereka mengatakan, istilah keanekaragaman menjadi hampa, ketika dalam praktiknya mengaburkan kekerasan sistematis dan pelanggaran berat hak asasi manusia.