REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Total korban jiwa gempa bumi terkuat Provinsi Sichuan, Cina, sejak 2017 menjadi 65 orang. Tim penyelamat menjangkau masyarakat yang terjebak, memperbaiki utilitas dan mengirimkan bantuan.
Pada Selasa (6/9/2022) media China melaporkan hampir 250 orang yang terluka sedang dirawat. Puluhan orang dalam keadaan kritis.
Tim penyelamat juga menyelamatkan lebih dari 200 orang yang terjebak di zona gempa, memperbaiki layanan telekomunikasi dan air. Serta mengirimkan pasokan makanan ke warga yang terdampak gempa 6,8 skala Richter.
Gempa kuat mengguncang Sichuan pada Senin kemarin, pusat gempa berada di daerah pegunungan sebelah barat provinsi tersebut. Gempa terasa sampai Provinsi Shaanxi dan Guizhou yang ratusan kilometer jauhnya.
Stasiun televisi pemerintah melaporkan sekitar 200 orang masih terdampar di Hailugou, destinasi wisata yang terkenal dengan gleser, hutan yang luas dan puncak yang menjulang. Tim penyelamat masih berusaha membuka jalan yang tertutup.
Sementara itu infrastruktur listrik, air, dan telekomunikasi di Kota Luding yang merupakan pusat gempa rusak parah. Sekitar 243 rumah dilaporkan ambruk dan 13.010 lainnya rusak. Empat hotel dan ratusan vila juga terdampak.
Gempa memutus jaringan listrik beberapa kota, sementara beberapa jalan tol ambruk dan tujuh pembangkit listrik skala menengah rusak. Hujan lebat yang diramalkan terus turun tiga hari ke depan, pakar memperingatkan sejumlah danau yang terbentuk setelah gempa.
Pihak berwenang mempertimbangkan menggunakan drone untuk memeriksa hulu Sungai Wandong, anak sungai utama Sungai Dadu. Gempa sering terjadi di Sichuan, terutama di daerah pegunungannya yang merupakan daerah tektonik aktif di perbatasan Qinghai-Tibet.
Gempa Senin kemarin merupakan yang paling kuat sejak Agustus 2017 lalu. Ketika gempa 7,0 skala Richter mengguncang prefektur Aba di sebelah utara Luding.